Tiga Humor Pengadilan: Dari Suap Persidangan ke Pengacara Gratis
Jagat pengadilan kerap menjadi sorotan masyarakat. Tentu, kasus suap dan transaksional tak lepas dari praktiknya. "Ah, itu belum ada bukti," tutur seorang lawyer.
Benarkah demikian? Ya, lebih baik kita nikmati saja humor dunia pengadilan. Tak usah tegang atau berdebat. Dan sesudahnya mari kita ketawa. Tak
1. Memberi Suap Kepada Hakim di Persidangan
Mengambil tempat duduk di ruang kerja, hakim memanggil pengacara dari kedua belah pihak yang sedang berperkara.
"Kalian berdua telah memberi saya suap," katanya.
"Kamu, Joni, memberi saya Rp150 juta. Dan kamu, Tommy, memberi saya Rp100 juta."
Hakim membuka kopernya, mengeluarkan uang, dan menyerahkannya kepada Joni.
"Saya mengembalikan Rp50 juta, dan sekarang saya akan memutuskan kasus ini secara adil sesuai dengan fakta persidangan."
2. Menelepon Kantor Pengacara
Seorang pria menelepon kantor pengacara. Sebuah suara di seberang menjawab, "Kantor Pengacara Hutapea, Hutapea, Hutapea dan Hutapea."
Pria itu berkata, "Apa saya bisa berbicara dengan Tuan Hutapea?"
"Maaf, dia sedang cuti."
"Kalau begitu apakah saya bisa bicara dengan Tuan Hutapea?"
"Dia sedang menangani kasus besar, tidak ada selama seminggu ke depan."
"Kalau begitu saya ingin bicara dengan Tuan Hutapea."
"Dia sedang bermain golf hari ini."
"Oke, kalau begitu, izinkan saya berbicara dengan Tuan Hutapea."
"Ya, saya sendiri. Apa ada yang bisa saya bantu?"
3. Meminta Nasihat Gratis kepada Pengacara
Seorang dokter dan pengacara sedang berbicara di sebuah pesta. Percakapan mereka terus-menerus disela oleh orang-orang yang menjelaskan penyakit mereka dan meminta nasihat medis gratis dari dokter.
Setelah satu jam, dokter yang putus asa bertanya kepada pengacara, "Apa yang kamu lakukan untuk mencegah orang meminta nasihat hukum dari kamu saat kamu tidak di kantor?"
"Saya tetap akan memberikan nasihat kepada mereka," jawab pengacara itu, "dan kemudian saya mengirimi mereka tagihan."
Dokter terkejut, tetapi setuju untuk mencobanya.
Keesokan harinya, masih merasa sedikit bersalah, dokter menyiapkan tagihan.
Ketika dia akan meletakkannya di kotak suratnya, dia menemukan tagihan dari pengacara.
*) Kejadian ini fiktif, yang penting, seperti dilansir di laman ketawa.com, bisa membuat kita ketawa bersama.
Advertisement