Pakar Bahasa Isyarat dan Si Bisu, Tiga Humor Kuda Menulis Surat
Di masa-masa penuh ketegangan di tengah masyarakat karena faktor psikis, perlu pengurai. Dengan lelucon, ketegangan psikis masyarakat akan teratasi. Syaratnya, dengan membaca lelucon dan humor-humor di Ngopibareng.id.
Kali in, ada tiga lelucon yang bisa mengatasi masalah ketegangan kejiwaan kita bersama. Tetap bahagia menjadi orientasi utama di masa pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir ini.
Pakar Bahasa Isyarat dan Si Bisu
Sebuah kumpulan gangster menghadapi masalah untuk mengutip uang perlindungan dari seorang pedagang. Ini karena pihak polisi sering membuat pengintaian dan melakukan panangkapan. Ketuanya menggunakan seorang bisu untuk mengutip uang tersebut. Pada pendapatnya, tentulah polisi sukar untuk menyoal siasat si bisu tersebut.
Maka si bisu pun mulai mengutip uang dan berhasil mendapat Rp250,000. Walau bagaimana pun, dia menyembunyikan uang tersebut di suatu tempat rahasia. Maka pada hari yang telah ditetapkan, pimpinan gangster mengarahkan orang-orangnya memanggil si bisu.
Ketika dipanggil, si bisu itu berpura-pura tidak dapat berkomunikasi dengan mereka. Lalu mereka pergi bertemu dengan seorang pakar bahasa isyarat.
Gangster : "Mana uang tu?"
Pakar menunjukkan isyarat kepada si bisu... Si bisu menunjukkan isyarat untuk "Aku tak tahu apa yang mereka katakan."
Pakar bahasa isyarat memberitahu gangster tersebut. Dan gangster tersebut mengarahkan pistol ke bidikan kepala si bisu.
Gangster : "Aku akan tembak kepala kau, bisu..."
Si bisu menunjukkan isyarat, "Duit Rp250,000 itu aku telah sembunyikan di taman permainan di bawah kursi yang ketiga dari pintu masuk."
Pakar bahasa pun berkata kepada pimpinan gangster, "Dia tidak tahu tempat uang itu dan kalau kau hendak tembak, tembaklah..."
Diberi Tiga Jilid Buku Perlindungan
Guru: "Kali ini kamu gagal ujian, maka itu di sini kuberi kamu tiga jilid buku.
Bacalah dulu buku pertama "Ilmu Kelancaran Berbicara". Usahakan sedapat mungkin membujuk Bapakmu supaya tak memukulmu;
Bila kamu tidak berhasil membujuknya, maka bacalah buku yang kedua: "Lari Jarak Pendek"
Kalau kamu tak sempat melarikan diri, maka tak ada jalan lain selain membaca buku yang ketiga."
Murid: "Buku apa?"
Guru: "Dokter Bedah..."
Kuda Menulis Surat
Seekor kuda tua dari seorang petani menggerutu kepada seekor kuda lainnya. "Majikanku dari pagi sampai malam selalu menyuruh diriku melakukan pekerjaan yang paling kotor dan paling letih, sungguh tak beda dengan menganiayaku."
Seekor kuda lainnya yang diajak bicara itu berkata: "Kalau begitu, mengapa kamu tidak melaporkannya dan tak menuntutnya kepada Perkumpulan Perlindungan Hewan?"
Kuda tua itu memandangnya dengan sebelah mata lalu berkata: "Kamu bisanya mengajukan akal-akal yang cetek, kalau majikanku itu mengetahui bahwa aku bisa menulis surat, bisa-bisa aku nanti ditunjuk sebagai sekretarisnya. Apa jadinya nanti?"
Advertisement