Tiga Humor Ihwal Antrean! Nama Imigran saat Restoran Dibersihkan
Tiga humor yang terkait dengan antrean. Tapi bukan antrean panjang seperti eman-emak yang menunggu giliran dapat minyak goreng.
Mari kita simak lelucok dengan menghadirkan Amrin Pembolos, tokoh kita yang selalu bahagia. Bahagia karena ada humor, paling tidak untuk menertawakan diri sendiri.
Nama Setelah Menjadi Imigran
Berjalan melewati Chinatown di Inggris, seorang turis Indonesia terpesona dengan semua restoran, toko, tanda dan spanduk beraksen Cina.
Dia berbelok di sebuah sudut dan melihat sebuah bangunan dengan tanda, "Laundry Amrin Pembolos".
"Amrin Pembolos?," pikirnya. "Bagaimana sih nama itu bisa ada di sini?"
Jadi dia berjalan ke toko dan melihat seorang lelaki Cina tua di belakang meja.
Turis bertanya, "Bagaimana tempat ini mendapatkan nama seperti 'Laundry Amrin Pembolos?'"
Orang tua itu menjawab, "Itu adalah nama pemilik laundry ini."
Turis bertanya, "Nah, siapa dan di mana pemiliknya?"
"Saya pemiliknya," jawab orang tua itu.
"Anda? Bagaimana Anda bisa mendapatkan nama seperti Amrin Pembolos?"
"Sederhana," kata lelaki tua itu. "Sudah lama, bertahun-tahun yang lalu ketika datang ke negara ini, berdiri dalam antrean di Pusat Pendaftaran Penduduk Imigran. Pria di depan saya adalah orang Indonesia. Perempuan di kantor pendaftaran penduduk memandangnya dan berkata, 'Siapa namamu?'
Dia berkata, 'Amrin Pembolos.'
Lalu dia menatapku dan berkata, 'Siapa namamu?'
Saya berkata, 'Sem Ting.'"
Minta Meja Dibersihkan di Restoran
Berdiri dalam antrean di sebuah restoran, Amrin Pembolos memperhatikan bahwa beberapa meja yang tersisa belum dibersihkan.
Amrin memberitahukan hal ini kepada kasir, yang memberi tahu manajer.
Semenit kemudian, seorang remaja yang tampak kesal muncul dari belakang dengan botol semprotan dan kain lap di tangan.
"Baiklah," dia berteriak di antara ruang makan yang ramai, "Siapa di antara kalian yang menginginkan mejanya dibersihkan?"
Kisah Ayam Bangkok dan Ayam Kampung
Seekor ayam kampung dijual oleh pemiliknya ke pasar di kota untuk membeli sembako. Di pasar ayam tersebut dibeli oleh orang yang memiliki ayam bangkok jantan yang gagah. Ayam kampumg tadi akan dijadikan bibit karena tubuhnya bongsor dan bagus. Sesampainya di rumah, ayam kampung tadi dilepaskan di pekarangan belakang rumah yang luas.
Tiba tiba ayam bangkok jantan berlari kencang mendekati ayam kampung tadi. Ayam kampung yang baru saja dilepas kaget dan lari secepat-cepatnya. Dia lompat ke pagar, si jantan ikut lompat. Dia lompat ke jendela, si jantan pun lompat juga. Aksi kejar mengejar terus berlangsung sampai akhirnya si ayam kampung sempat melihat tumpukan kayu dan segera masuk ke dalamnya. Maka selamatlah dia.
Si ayam jantan sambil terengah-engah berteriak: "Kurang ajar, dasar kampungan!!!, keluar kau!!"
Ayam kampung: "Biarin! memang saya ayam kampung!!!"