Tiga Hikmah Turunnya Al-Quran, Mukjizat Nabi Muhammad
Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd, mengatakan, peristiwa diturunkannya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an) banyak mengandung hikmah bagi kehidupan manusia di dunia. Peristiwa Nuzulul Qur’an merupakan sebuah momentum perubahan bagi umat Islam.
"Yang sebelumnya kita hidup tanpa aturan, dengan adanya Al-Qur’an setiap aspek dalam kehidupan kita menjadi lebih bermakna,” tutur Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu pada kajian Ramadan di Masjid Al-Falaq, Gegerkalong Tengah, Kota Bandung.
Tiga Hikmah Turunnya Al-Quran
Ia menerangkan tiga hikmah diturunkannya Al-Qur’an, yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw).
Pertama, Agar hidup manusia lebih teratur dan menjadi lebih bermakna.
Sebagai seorang hamba yang taat, kita harus bisa mengambil hikmah positif dari peristiwa diturunkannya Al-Qur’an.
Menurutnya, peristiwa Nuzulul Qur’an merupakan sebuah momentum perubahan bagi Muslim. Hidup manusia yang sebelumnya tanpa aturan, dengan adanya Al-Qur’an setiap aspek dalam kehidupan kita menjadi lebih bermakna. Karena itu, salah satu amalan yang harus dilakukan oleh umat Islam ialah membaca Al-Qur’an.
“Al-Qur’an pedoman hidup kita, di dalamnya dijelaskan bagaimana kita seharusnya dalam menjalani kehidupan,” kata Guru Besar kelahiran Cianjur, 20 April 1956, itu.
Kedua, Agar kita makin dekat dengan Al-Quran.
Seperti yang diketahui, saat terjadinya Nuzulul Qur’an, Malakat Jibril mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca seperti yang dijelaskan dalam surat Al-’Alaq ayat 1.
“Kata membaca tentunya tidak hanya sebatas mengerti apa yang disampaikan oleh Malaikat Jibril, tetapi juga untuk mengamati segala sesuatu yang ada di sekitar kita,” jelas dosen Pendidikan Bahasa Arab UPI, dilansir gontor.news.
Selain itu membaca juga merupakan jendela pengetahuan, jika kita ingin mempelajari sesuatu maka kita harus membaca.
Ketiga, Agar kita mengerti isi Al-Quran.
Menurut Prof Sofyan, dengan adanya peristiwa Nuzulul Qur’an kita bisa lebih dekat untuk mengerti lebih dalam tentang segala hal yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Hal ni seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 82 yang artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
“Dari hal tersebut kita mengambil kesimpulan bahwa segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita solusinya ada pada Al-Qur’an. Kita dapat menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai rujukan dalam segala aktivitas setiap harinya,” tutur dosen Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor itu. Karena itulah kita mesti rajin membaca dan mengkaji Al-Qur’an.
Lalu apa amalan yang mesti kita lakukan pada malam Nuzulul Qur’an? Mengutip pendapat sebagian ulama, Sofyan menyebutkan, amalan pertama dan utama yaitu membaca Al-Qur’an. “Amalan yang utama yaitu memperbanyak membaca Al-Qur’an, sehingga kita mendapatkan pahala dan kemuliaan yang berlimpah,” katanya pada pengajian yang digelar secara hybrid melalui aplikasi Zoom.
Amalan lain yang tak kalah penting yaitu iktikaf atau berdiam diri di masjid sesuai ketentuan iktikaf seraya membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, dan melaksanakan shalat malam seperti shalat Tahajud, shalat Hajat, dan lain-lain.
“Di malam Nuzulul Qur’an perbanyaklah tadarus Al-Qur’an, memperbanyak dzikir, memperbanyak iktikaf, dan memperbanyak doa,” jelas Sofyan pada pengajian rutin itu.
Selain dilaksanakan secara langsung di Masjid Al-Falaq Gegerkalong, Bandung, kajian ini juga digelar secara daring (online) melalui Zoom. Sekitar 590 jamaah menghadiri kajian melalui aplikasi Zoom. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia: Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan daerah lain di Tanah Air