Tiga Hal yang Hilang dalam Beragama, Kata Haedar Nashir
Umat Islam saat ini mengalami paradoks. Sosok yang dinilai paling agamis terkadang dalam beragama tidaklah mencerahkan.
"Kenapa orang beragama hatinya masih sakit? Jawabannya ada pada kolbu dan nurani masing-masing," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 11 Februari 2019.
Menurut Haedar, orang-orang yang sempit dalam beragama salah satu faktornya yakni karena jarang iqro (membaca).
"Jangan-jangan kita sempit beragama karena memang tidak punya tradisi iqra (membaca) dalam bergama," kata Haedar.
"Kekecewaan yang mendalam dan hati yang terlalu mengguncang hingga melihat kebaikan orang lain menjadi ancaman. Maka ciptakan lah suasana yang jeda dan istirahat," kata Haedar Nashir.
Sebelumnya, Haedar Nashir mengisi pengajian bulanan PP Muhammadiyah pada Jumat lalu di Gedung Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat.
Haedar menyebutkan, dalam beragama saat ini, ada tiga hal yang hilang di tubuh umat Islam. Yakni, sikap adil, ihsan, dan kasih sayang.
Makna bersikap adil yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya, bahkan pada orang yang dibenci pun harus tetap adil, untuk sampai kesitu perlu penghayatan.
"Sementara ihsan ialah perbuatan yang melampaui, kalau ada yang berbuat buruk pada kita, kita diam saja, dan bahkan membalasnya dengan kebaikan, itu lah ihsan," kata Haedar.
Dan yang terakhir kasih sayang. Menurut Haedar, sekarang ini umat Islam nyaris menjadi anak yatim ditengah budaya politik yang sedang garang.
"Kekecewaan yang mendalam dan hati yang terlalu mengguncang hingga melihat kebaikan orang lain menjadi ancaman. Maka ciptakan lah suasana yang jeda dan istirahat," kata Haedar.
"Kemampuan kita untuk konsentrasi dalam kehidupan beragama juga perlu mencerminkan nalar," tuturnya. (adi)
Advertisement