Tiga Hal! Yang Anti-Ratib Harap Mengarang Sendiri Bacaan Tahlil
Tahlilan menjadi bacaan dan tradisi di tengah masyarakat Islam di Indonesia. Dalam forum zikir, bacaan Tahlil pun dibaca bersama-sama yang kerap ditujukan untuk memohonkan ampunan kepada Allah ta'ala bagi kerabat dan saudara mereka yang telah meninggal dunia.
Lalu belakangan ada problem tersendiri di kalangan para pengamalnya. Berikut catatan ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.
Kita warga Nahdlatul Ulama (NU) tahlilan 'kan? Siapa yang merangkai bacaan Tahlil, mulai Surat Yasin, Surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An- Nas, awal dan akhir Surat Al-Baqarah hingga kalimat Tayyibah?
Bacaan tersebut ada di banyak literatur hadis dan fatwa ulama:
1. Fatihah dan 3 Surat Pendek
( وَتُسْتَحَبُّ قِرَاءَةٌ بِمَقْبَرَةٍ ) قَالَ الْمَرُّوذِيُّ : سَمِعْتُ أَحْمَدَ يَقُولُ : إذَا دَخَلْتُمْ الْمَقَابِرَ فَاقْرَءُوا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، وَاجْعَلُوا ثَوَابَ ذَلِكَ إلَى أَهْلِ الْمَقَابِرِ ؛ فَإِنَّهُ يَصِلُ إلَيْهِمْ
“Dianjurkan baca al-Quran di Kubur. Ahmad bin Hambal berkata ”Jika masuk kubur bacalah Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas, hadiahkan untuk ahli kubur, maka akan sampai pada mereka” (Mathalib Uli an-Nuha, 5/9)
2. Awal dan Akhir Al-Baqarah
قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْعَلاَءِ بْنِ اللَّجْلاَجِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لِي أَبِي يَا بَنِيَّ إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَلْحِدْنِي فَإِذَا وَضَعْتَنِي فِي لَحْدِي فَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ ثُمَّ سِنَّ عَلَيَّ الثَّرَى سِنًّا ثُمَّ اقْرَأْ عِنْدَ رَأْسِي بِفَاتِحَةِ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتِهَا فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ ذَلِكَ (رواه الطبراني في الكبير رقم 15833)
"Dari Abdurrahman bin 'Ala' dari bapaknya: Bapakku berkata kepadaku: Wahai anak-anakku Jika aku mati, maka buatkan liang lahat untukku ... lalu bacalah di dekat kepalaku awal dan akhir surat al-Baqarah. Sebab aku mendengar Rasulullah bersabda demikian" (HR al-Thabrani No 15833, hadis hasan)
3. Surat Yasin
اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ
Hadis “Bacakanlah Yasin di dekat orang-orang mati diantara kalian” [Abu Dawud, Disahihkan Ibnu Hibban dari Ma'qil Bin Yasar]
Penyusun kesemuanya adalah Sayid Abdullah Al Haddad yang juga pemilik Ratib Al Haddad (sumber ada di web resmi PBNU).
Akibat Penyakit Kebencian
Penyakit kebencian soal nasab sudah terlanjur akut dan menghilangkan akal waras orang yang dianggap pintar sekalipun. Sudah terlalu berlebihan ketika saya dengar ada salah satu kiai yang mengembalikan sanad Ratib Al- Haddad karena tidak mau merasa dijajah oleh negeri Muslim lain.
Ada lagi yang bilang bahwa tidak usah baca ratib dan hizib, karena Ratib Al Haddad baru dikenal tahun 2000-an.
Sekalian saja tidak usah baca redaksi Tahlilan yang saat ini sampai dibela mati-matian jika dituduh bid'ah. Padahal penyusunnya adalah Sayid Abdullah Al Haddad.
Doa Khusus
اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Ya Rabbana. Ia hambaMu yang selalu disebut dan kujawab dalam azan. Ia utusan terakhir Mu yang harus kusebut dalam Tahiyat akhir salatku. Ia adalah ciptaan terbaik Mu yang Kau puja-puji keagungan akhlaknya. Ia adalah kekasih Mu yang tak ada bosan bagiku menyebut namanya dalam salawat beribu-ribu kali.
Ya Ilaahana. Aku datang kepada Nabi Mu dengan segala dosa yang pernah ku perbuat, agar Engkau mengampuniku dan menerima istighfarnya untukku, sebagaimana firman Mu:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“... Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’ 64)
Demikian ulasan singkat Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatawa MUI Jawa Timur, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu, Bangkalan.
Zikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس
Advertisement