Tiga Hal Penting Shalat Khusyuk Ajaran Khas Sulthanul Auliya'
Kehidupan yang tak memperhatikan masalah duniawiyah menjadi perhatian penting kaum sufi dan mereka yang berusaha untuk berdekat-dekat kepada Allah Ta'ala.
Mari kita perhatikan firman Allah Ta'ala dalam Al-Quran:
تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡـَٔاخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِینَ لَا یُرِیدُونَ عُلُوࣰّا فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فَسَادࣰاۚ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِینَ
Itulah negeri akhirat Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak punya keinginan mengunggulkan diri di dunia dan tidak berbuat kerusakan. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa. [Al-Quran Surat Al-Qashash 83]
Berikut kami hadirkan jalan untuk mudah untuk mencapai shalat khusyuk, sebagaimana kisah kaum sufi dan para pengamal tarekat, penganut dimensi terdalam kerohanian Islam.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani memberi pelajaran penting, yang sesuai dengan tuntunan Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
"Barangsiapa yang ibadah syariat yang lahir saja tanpa disertai hakikat yang batin maka ia fasik (hanya tahu kulitnya saja),
Dan barangsiapa yang hanya ibadah daim yang hakikat batin saja tanpa disertai dengan ibadah syariat yang lahir maka ia zindik (ibadahnya ditolak Allah)."
Tetapi jika kita ibadah yang lahir dan batin, dilaksanakan kedua-duanya maka itulah hamba Insan Kamil yang sempurna ibadahnya.
Karena terbang ke hadrat ridha Allah Ta'ala itu harus dengan dua sayap,
Yaitu sayap lahir (syariat) dan sayap batin (hakikat).
Jika hanya dengan satu sayap tidak akan bisa.
Merasa sudah sampai marifat padahal itu jalan di tempat, berputar putar di alam malakut saja....!
Tidak tembus ke arsy dan kursi.
Tidak sampai ke alam jabarut dan ke Lahut,
Tiga Hal Penting
Di dalam shalat itu harus ada tiga hal yang sangat penting:
1.Rukun Qauliyah.
Yaitu berupa bacaan-bacaan yang harus diucapkan di dalam setiap gerakan shalat, cara melafazkan bacaan shalat harus tartil yaitu tidak tergesa-gesa dan tertib sesuai dengan hukum tajwidnya
2. Rukun Fi’liyah
Yaitu berupa gerakan-gerakan yang harus ada dalam shalat seperti berdiri, ruku’, i’tidal, sujud dan lain-lain itu harus sesuai dengan ilmu fiqih yang dicontohkan Rasulullah SAW.
3. Rukun Qalbiyah
Yaitu hadirnya hati untuk selalu berdzikir (ingat) kepada Allah SWT sewaktu shalat.
Ketiga hal tersebut di atas disebut rukun, karena ketiganya tidak boleh tidak harus ada dalam shalat. Shalat yang baik dan benar adalah shalat yang dilaksanakan dengan hati yang selalu mengingat Allah (berdzikir), dengan gerakan-gerakan dan ucapan yang benar. Sehingga timbulah dzauk atau cita rasa batiniah yaitu kemesraan yang mendalam antara hamba dengan Tuhan-Nya yang disebut dzikir ruh dan dzikir sirr.
Sehingga shalat bukan hanya gerak badan saja tetapi gerak nyawa dan gerak rasa.
A. Badanya bergerak sesuai aturan fiqih Rasulullah SAW.
B. Nyawanya bergerak dengan hadir hati bersama Allah dengan dzikir kalbu (Khafi).
C. Rasanya juga bergerak dengan selalu merasa mesra dan cinta kepada yang disembahnya yaitu Allah Ta'ala, sehingga shalatnya asyik, nikmat dan khusuk.
Jika shalatnya demikian maka lebih dahsyat dari meditasi dan yoga, bahkan Sabda Rasulullah SAW :
"Shalat itu Mi'raj-nya orang beriman".,
Ketika shalat hatinya mampu menembus arsy dan sidratul muntaha ke hadrat Allah SWT.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam kitabnya Sirrul Asrar pasal 14 tentang shalat syari’at dan shalat tarekat mengatakan bahwa dalam shalat itu harus disatukan antara jasad, nyawa, dan rasa. Jangan sampai jasadnya shalat tetapi hatinya ingat ke pekerjaan, anak dan istri, harta dan lain-lain.
Melalui tarekatlah ketiga hal diatas dapat disatukan untuk bersama-sama menghadap Allah SWT.
Semoga kita semuanya bisa shalat yang khusuk lahir dan batin. Aamiin. (#alanu)