Tiga Hal Penting! Sehabis Junub Mandi Keramas atau Tidur Dulu?
Dalam suatu kesempatan Ngaji Kitab Tazhib bersama Jamaah Masjid Wal Ashri Pertamina Surabaya, telah sampai pada bab Mandi Besar. Ada jamaah yang bertanya tentang menunda mandi besar. Artinya setelah bersetubuh tidak langsung bergegas mandi.
Bagaimana hukumnya hal seperti itu, Ustaz?
Begini jawaban Ustaz Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya:
Kebanyakan ulama kita memperbolehkan. Namun ada beberapa anjuran, tigal hal penting:
1. Wudhu' dulu sebelum tidur:
ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﺗﻮﺿﺄ ﻭﺿﻮءﻩ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻭﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﺃﻭ ﻳﺸﺮﺏ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﻏﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺛﻢ ﻳﺄﻛﻞ ﻭﻳﺸﺮﺏ (ﺩ ﻧ ﻫـ) ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ.
Jika Nabi hendak tidur dalam keadaan junub maka Nabi wudhu' dahulu seperti wudhu' untuk salat. Dan jika Nabi hendak makan atau minum dalam keadaan junub maka Nabi membasuh tangannya lalu makan dan minum (HR Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari Aisyah)
2. Membasuh kemaluan
ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ ﻏﺴﻞ ﻓﺮﺟﻪ ﻭﺗﻮﺿﺄ ﻟﻠﺼﻼﺓ (ﻗ ﺩ ﻧ ﻫـ) ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ.
Jika Nabi hendak tidur dalam keadaan junub maka Nabi membasuh kemaluan dan wudhu' seperti wudhu' untuk salat (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari Aisyah)
3. Boleh langsung tidur
ﻭﻟﻷﺭﺑﻌﺔ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ: ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳﻨﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺟﻨﺐ, ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﻳﻤﺲ ﻣﺎء.
Empat kitab Sunan hadis meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air. (Bulughul Maram)
Hadis yang terakhir ini memiliki banyak penjelasan dari para ulama, namun menurut Imam Nawawi boleh saja tidur tanpa wudhu' dan membasuh kemaluan (Syarah Muslim).
Cara yang terakhir ini menurut dr. Aisyah adalah waktu bagi suami merasa melayang-layang kelelahan setelah bersetubuh, dan melarang bagi para istri untuk membangunkan / menganggu suaminya.
Advertisement