Tiga Hal Penting! Memahami Tarekat Menurut Kitab Hidayatul Azkiya
Islam masuk ke Indonesia melalui jalan damai. Karena para pejuang Islam yang datang adalah mengajarkan melalui tasawuf.
Dalam tasawuf Islam hadir untuk memperbaiki akhlak melalui dimensi terdalam, spiritual dan kerohanian.
Guna memahami hal itu, Prof. Machmud Mustain menyampaikan catatan kecil dari tanah suci saat Guru Besar ilmu kelautan ITS Surabaya ini menjalani ibadah umrah selama Ramadan:
Setidaknya ada 3 keganjilan dalam nomenklatur ilmiah pada dunia Islam. Klasifikasi suatu bidang ilmu yang sub-klasifikasinya ada nama yang sama.
Tiga klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Islam: meliputi; Iman, Islam, dan Ihsan.
2. Haji: meliputi Haji dan Umrah.
3. Thoriqoh: meliputi Syariat, Thoriqoh, dan Haqiqot.
Dalam kitab Hidayatul Azkiya’ disebutkan bahwa untuk memahami ilmu tasawuf melalui Thoriqoh diharuskan melalui tiga komponen yakni syariat, thoriqoh, dan haqiqot.
Sudah barang tentu perolehan ilmu ini berujung pada capaian peningkatan kesempurnaan akhlaq (sikap kesantunan kepada Allah SWT dan makhluk-Nya).
Penulis kitab ini, Syekh Zainuddin Al-Malabary, mengibaratkan syariat sebagai perahu atau bahtera, thoriqot sebagai lautan atau samudra, dan haqiqat sebagai mutiara yang berada di dasar dan palung laut.
Langkah awal kita harus benar dalam menjalankan syariat, sebagai perahu yg berperan sebagai modal dasar. Setelah syariat yang memadai atau perahu yang siap digunakan, maka harus berani memulai turun ke laut dengan berenang dan menyelam sebagai realisasi riyadloh bersusasah payah menjalani thoriqot.
Sedalam apa palung yang akan dicapai untuk menemukan mutiara sebagai perumpamaan hakikat, ini bergantung pada kapasitas masing-masing individu kita.
Mutiara yang diibaratkan sebagai haqiqot adalah berupa ma’rifat atau mengenal Allah SWT.
Contoh tanda apabila kita sudah beraroma ma’rifat kepada Allah SWT adalah kita merasa aman dan percaya diri atas jaminan dari Allah SWT pada kita sebagai hamba yang taat dan beriman. Sudah barang tentu hal ini akan menaikkan sikap budi pekerti kita, akhlaq, dan kesantunan kita.
Alhasil, mari kita upayakan melengkapi amalan syariat kita sebaik mungkin. Kemudian kita coba memilih amalan-amalan sebagai tambahan untuk menapak dalam perjalanan (suluk) thariqot.
Di antara kita mungkin ada yang suka; baca qur’an, puasa, dzikir, sholat sunat, shodaqoh dll. Silakan kita tingkatkan. InsyaAllah rasa ketentraman akan terasa sejalan dengan kapasitas suluk thoriqot yang kita lalukan. Semoga demikian adanya aamiin.
Semoga tulisan ini mendatangkan manfaat .
Mekkah, 17 Ramadan 1446, 17 Maret 2025
Prof Machmud Mustain, Guru Besar ITS Surabaya.
Advertisement