Tiga Hal Penting Manajemen Keluarga, Pahami Uang Suami Istri
Buat pengantin baru atau pengantin lama yang masih bingung, soal keuangan dalam rumah tangga itu begini aturannya menurut fikih:
1. Uang suami adalah uang suami sendiri.
Terserah dia mau menggunakan uangnya untuk apa, tidak perlu izin istri dan istri tidak punya hak untuk mengaturnya.
2. Uang istri adalah uang istri sendiri.
Terserah dia mau menggunakan uangnya untuk apa tidak perlu izin suami, dan suami tidak punya hak untuk mengaturnya. Uang istri di sini adalah uang yang dia peroleh dari hasil kerjanya sendiri atau dari nafkah suaminya.
3. Suami wajib memberikan nafkah pada istri dari sebagian uang yang dihasilkan suami.
Jumlah nafkah ini tergantung kondisi keuangan suami dan bisa dirembugkan. Jatah nafkah inilah yang menjadi hak istri dari uang suami. Istri boleh mengambil jatahnya bila suami tidak memberikannya.
Istri boleh protes bila suami menggunakan jatah nafkah yang menjadi haknya untuk keperluan lain.
Jadi, dalam contoh kasus di gambar ini, si istri salah sebab mengikuti pandangan yang keliru soal hak harta suami-istri.
Pandangan yang keliru
Pandangan yang keliru pasti berbuntut pada percekcokan. Beberapa ajaran yang keliru itu antara lain:
a. Uang suami seluruhnya adalah uang istri sedangkan uang istri adalah milik istri sendiri
b. Suami perlu minta restu dan membicarakan semua pengeluarannya kepada istri
c. Uang istri adalah hak suami sehingga istri harus izin suami untuk menggunakannya
Pemahaman yang salah di atas dapat berakibat pada percekcokan, tidak menghargai privasi, bahkan perbudakan yang dibungkus dalam judul perkawinan.
Tidak berlebihan kalau dibilang bahwa banyak kasus di mana suami menjadi budak penghasil uang bagi majikannya yang tidak lain adalah istrinya sendiri, seperti kasus di gambar.
Ada juga yang sebaliknya, istrinya menjadi budak penghasil uang bagi majikannya yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
Nasihat Imam Abdullah al-Haddad
Pengetahuan Tuhanku sudah cukup membuatku tak perlu meminta dan berusaha
قَدْ كَفَانِي عِْلمُ رَبِّي # مِنْ سُؤَالِي وَ اخْتِيَارِي
Maka doa dan permohonan kerasku adalah bukti atas kebutuhanku [kepada Tuhan]
فَدُعَائِي وَ ابْتِهَالِي # شَاهِدٌ لِي بِافْتِقَارِي
Sebab rahasia inilah aku tetap berdoa dalam waktu mudah dan susah
فَلِهَذَا السِّرِّ أَدْعُو # فِي يَسَارِي وَ عَسَارِي
Aku adalah budak, sehingga kebangaanku berada dalam kebutuhan dan keterdesakanku [terhadap Tuhan]
أَنَا عَبْدٌ صَارَ فَخْرِي # ضِمْنَ فَقْرِي وَ اضْطِرَارِي
~ Imam Abdullah al-Haddad Ba'alawi
Bila anda merasa punya musuh dan mereka sedang berbuat tipu daya dan aneka rencana untuk menjatuhkan anda, maka ingatlah ini:
إِن تَمۡسَسۡكُمۡ حَسَنَةࣱ تَسُؤۡهُمۡ وَإِن تُصِبۡكُمۡ سَیِّئَةࣱ یَفۡرَحُوا۟ بِهَاۖ وَإِن تَصۡبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا یَضُرُّكُمۡ كَیۡدُهُمۡ شَیۡـًٔاۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا یَعۡمَلُونَ مُحِیطࣱ
Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan. [Surat Ali 'Imran: 120]
Kuncinya adalah sabar (pantang menyerah) dan bertakwa kepada Allah SWT. (Abdul Wahab Ahmad, UINKHAS Jember)
Advertisement