Tiga Hal Khusus Kisah Isra' Mi'raj, Sebelum Kewajiban Salat
Isra' Mi'raj merupakan peristiwa istimewa dalam agama Islam. Pada peristiwa 27 Rajab tersebut, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) menerima perintah untuk melaksanakan salat lima waktu. Suatu kewajiban yang menunjukkan ketentuan menegakkan agama: mendirikan salat.
Sebelum perintah salat lima waktu, Rasulullah mengalami tiga peristiwa-peristiwa ruhani. Di antaranya, ada tiga hal yang dialami Rasulullah SAW.
Sebagaimana dikisahkan berikut. Kisah Isra Mi’raj dari Kitab karya seorang Ulama besar As-Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki (bermazhab Maliki) Al-Hasani (keturunan Hasan ra) Al-Maki (tinggal di Makkah) Al-Asy’ari (pengikut Imam Asy’ari) As-Sadzili, Ahli Hadis yang telah menulis lebih dari seratus buku.
Kitab beliau tentang Isra Mi’raj ini berjudul “Al-Anwar al-Bahiyya min Isra wal Miraj Khair al-Bariyya” ("Cahaya Cemerlang dari Isra Miraj Makhluk Terbaik"). Khairul Bariya adalah gelaran Nabi SAW.
Berikut tiga hal khusus, dalam perjalanan Rasulullah SAW atas peristiwa Isra' Mi'raj:
1. Pembersihan Hati, Buraq
Ketika itu Rasul SAW sedang di dalam Al-Hijr Baitulllah, berbaring istirahat bersama dua orang (Hamzah & Ja’far ra), Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil as datang kepadanya. Mereka membawa Nabi SAW ke telaga Zam-zam.
Jibril membelah dada Rasul dari tenggorokan hingga ke ujung perut, kemudian mengisinya dengan air dari Zamzam untuk mensucikan hati dan meluaskan dadanya. Dia mengambi hati dan membasuhnya tiga kali, menghilangkan semua yg salah. Setelah itu Jibril mengisi hikmah, keyakinan, hilm (kecerdasan, sabar, kelembutan & kebaikan), ilmu, kepastian dan kepasrahan ke dalam dadanya, kemudian menutupnya.
Dia membawa Buraq, kendaraan yang memiiki muka indah, tinggi, putih, lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari kuda. Dia memiiki telinga panjang dan dua sayap.
Jibril berangkat bersama Nabi SAW. Jibril di samping kanan buraq, sedang Mikail di samping kiri.
2. Persinggahan di sepanjang jalan
Di tengah perjalanan sampai di tanah datar penuh dengan pohon kurma, Jibril menyuruh turun dan shalat di sini. Jibril memberitahu, “Kamu baru saja shalat di tayba (padang), dan Hijrah akan terjadi di sini”
Kemudian melanjutkan dan turun lagi di tempat kedua dan shalat di sini. Jibril berkata, “Kamu baru saja shalat di Madyan di pohon Musa” (dimana Musa AS istirahat kelelahan ketika lari dari Firaun).
Kemudian melanjutkan perjalanan dan turun lagi di tempat ketiga dan shalat.
“Kamu baru saja shalat di Gunung Sinai dimana Allah berbicara dengan Musa”
Mereka melanjutkan lagi dan singgah lagi di tempat keempat di mana istana Syam terlihat dari sini dan shalat lagi. Jibril berkata, “Kamu baru saja shalat di Bait Lahm, di mana Isa AS lahir”.
3. Godaan Setan
Ketika sedang menaiki Buraq Beliau SAW melihat seorang setan dari jin yang mencoba untuk mendekati beliau dan memegang api. Ke mana pun Nabi SAW berbelok dia akan meihatnya. Gibril berkata, ” Maukah aku ajarkan kalimat yang jika engkau ucapkan, apinya akan hilang dan dia akan jatuh dan mati?”. Nabi SAW mengiyakan. Jibril berkata, ” katakan:
A’udzu biwajhillahil karim wa bi kalimatit- tammat,
allati laa yujawizuhunna barrun wa laa fajir,
min syarri ma yanzilu minas- sama,
wa min syarri maa ya’ruju fiiha,
wa min syarri maa dhara’a fil- ardh
wa min syarri maa yakhruju fiiha,
wa min fitani al-laili wan- nahar,
wa min tawariq al-laili wan- nahar,
ilaa thariqin yatruqu bi khairin Yaa rahman.
(Aku berlindung kepada Wajah Allah Yang Mulia dan Kalimat-Nya Yang Sempurna,
di mana kebaikan dan kejahatan tidak akan melampaunya,
dari kejahatan yang turun dari langit,
dan dari kejahatan yang naik kepadanya,
dan dari kejahatan yang diciptakan di bumi,
dan dari kejahatan yang keluar darinya,
dan dari fitnah siang dan malam,
dan dari pengunjung siang dan malam,
selamatkan pengunjung yang datang dengan kebaikan,
Ya Rahman..)