Tiga Grand Tour Tiga Kejutan, Terima Kasih 2020!
Tiga balapan sepeda Grand Tour tahun ini sangat menarik dan mendebarkan. Ketika balapan kurang dua etape yang mana etape terakhir hanyalah parade kemenangan, jarak klasemen general classification peringkat satu dan dua sangat mepet.
Ingat, ketika Tour de France September lalu, Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) hanya 57 detik di belakang Primoz Roglic (Jumbo Visma). Lantas, di balapan sepeda paling indah, Giro d’Italia, Jai Hindley (Team Sunweb) berada 12 detik di belakang Wilco Keldermann (Team Sunweb) dan akhirnya dimenangkan oleh Tao Geoghegan Hart (Ineos Grenadiers) yang awalnya berada peringkat ketiga dengan tiga detik di belakang Hindley.
Hal ini terulang kembali di Grand Tour terakhir tahun ini, Vuelta a Espana. Sabtu malam WIB, 7 November sangat mendebarkan untuk cyclist yang mengikuti siaran langsung balapan di Spanyol ini.
Praktis, etape 17 itu adalah etape terakhir penentu siapakan juara Vuelta a Espana 2020 edisi khusus ini (karena hanya 18 etape).
Dua calon juara, Richard Carapaz (Ineos Grenadiers) dan Primoz Roglic sama-sama berambisinya. Dua-duanya adalah juara Grand Tour tahun lalu. Carapaz juara Giro d’Italia 2019, Roglic adalah juara Vuelta a Espana 2019.
Tapi Roglic punya ambisi ekstra dan “dendam” jangan sampai yang terjadi di etape penentu di Tour 2020 (satu etape sebelum finis) terjadi lagi di La Vuelta. Dan Roglic pastikan itu tidak terjadi.
Start etape 17 Vuelta a Espana dengan selisih waktu 45 detik membuat Roglic tidak nyaman. Jarak ini sama mepetnya dengan saat di Tour bulan September lalu. Waktu itu pembalap Slovenia ini unggul 59 detik dari Pogacar.
Setelah melalui perjuangan yang tidak mudah, Roglic berhasil mempertahankan la roja (jersey merah) dan unggul 24 detik dari Carapaz. Betapa leganya Roglic, drama Tour tidak terjadi lagi di Sabtu malam WIB, 7 November.
Bila dilihat catatan waktu antara keduanya tidak terpaut jauh selama lima etape terakhir. Bahkan etape 13-15 keduanya memiliki waktu yang sama di klasemen GC. Baru Roglic bisa menjauh 45 detik di etape 16.
Saat balapan kurang dua etape, dengan jarak antara Carapaz dan Roglic terpaut 45 detik dan jarak yang mepet ini telah terjadi beberapa kali di Vuelta sebelum-sebelumnya. Tahun 2015, Tom Dumoulin dan Fabio Aru hanya terpaut 6 detik dan akhirnya dimenangkan oleh Dumoulin.
Lantas tahun 2013, ketika balapan kurang dua etape Chris Horner memimpin di depan Vincenzo Nibali sejauh 3 detik.
Besar kemungkinan Carapaz bisa mengungguli Roglic apabila Grand Tour Vuelta a Espana ini tidak didiskon menjadi 18 etape. Yang seharusnya 21 etape. Andai Vuelta masih berlanjut tiga etape lagi, pasti makin seru pertarungan kedua juara Grand Tour tahun lalu ini.
Roglic finis di Paseo de la Catellana, Madrid, Minggu malam WIB, 8 November dengan senyum mengembang. Merayakan kemenangan sebagai juara La Vuelta 2020 sekaligus kemenangan ke-12 di tahun ini bersama tim asal Belanda ini.
Gelar juara Roglic tahun ini dimulai dengan kemenangan di juara nasional road race Slovenia. Lantas juara umum Tour de L’Ain, juara etape di Criterium du Dauphine. Juara dua Tour de France 2020 dan satu kali juara etape Tour. Kemenangan di Liege-Boston-Liege. Dan terakhir, kemenangan empat etape dan jersey point serta juara umum La Vuelta 2020.
Podium juara La Vuelta Minggu malam WIB kemarin sekaligus sebagai seremoni kemenangan terakhir di tahun ini. Gara-gara pandemi covid19, membuat perayaan yang dirasakan Roglic saat menang La Vuelta 2019 berbeda dengan tahun ini.
Selain harus bermasker dan tidak ada peluk serta salaman dengan dua pemenang lainnya, penonton juga sepi. Memang organiser sangat menganjurkan untuk menonton balapan ini dari rumah saja.
“Sangat senang bisa di sini lagi di podium ini. Tahun 2020 ini sangat spesial karena pandemi coronavirus. Saya sangat berharap semuanya tetap sehat. Terima kasih kepada organiser yang membuat Vuelta berjalan dalam keterbatasannya. Terima kasih kepada semua pembalap, khususnya tim Jumbo Visma yang telah membawa hasil terbaik ini. Tentunya juga kepada keluarga saya. Mereka tidak di sini saat ini, tapi merekalah yang membuat semua ini berhasil dan membuat saya berada di tempat ini,” bilangnya saat memberikan pidato kemenangannya
Roglic tak hanya membawa pulang la roja, tetapi juga jersey hijau sebagai penanda pemenang point. “Terima kasih sekali lagi dan sampai bertemu tahun depan. Semoga saya bisa mengikuti La Vuelta 2021 dan memenangkannya lagi. Juara Hattrick La Vuelta !” tutur pembalap berusia 31 tahun yang ulang tahun saat balap La Vuelta berlangsung.
Memang, tiga Grand Tour tiga mingguan mulai Agustus hingga November termasuk jadwal yang ‘gila-gilaan’ mepetnya. Bahkan Giro d’italia minggu ketiga overlap dengan minggu pertama La Vuelta.
Semuanya mendebarkan dengan jadwal yang mepet dan hasil juara yang tak kalah mengagetkannya. Tadej Pogacar usia 21 tahun menjadi juara Tour termuda kedua dalam sejarah Tour de France. Dia berhasil mengalahkan Roglic di etape 20 dan merebut jersey kuning, satu etape sebelum final Tour de France.
Tao Geoghegan Hart juga spektakuler. Baru berusia 25 tahun dan dia bukan andalan tetapi bisa memenangkan Giro d’Italia 2020. Dia memasuki etape 20 dengan waktu yang sama persis dengan Jil Hindley (Team Sunweb).
Geoghegan menyisihkan nama besar lain di tim Ineos Grenadiers, Rohan Dennis, Richard Carapaz, dan Michal Kwiatkowski. Terima kasih hiburan balapan sepeda 2020. Semoga Grand Tour 2021 bisa se-menghibur ini!
Advertisement