Tiga Golongan Seseorang Iri Hati, Menurut Imam Al-Ghazali
Dari mana asalnya hasud? Ada banyak yang bertanya-tanya kenapa seseorang bisa hasud (iri)? Jawaban standar adalah karena orang yang dihasudi mempunyai kenikmatan.
Namun demikian, jawaban seperti itu masih menyisakan pertanyaan lanjutan sebab orang yang punya penyakit hasud tidaklah hasud pada semua orang yang mempunyai kenikmatan, dia hanya hasud pada orang tertentu saja.
Hasud pun tak butuh interaksi atau kenal, kadang seseorang hasud pada orang yang sama sekali tidak pernah berinteraksi langsung dengan dirinya, hanya tahu namanya saja atau hanya tahu sosmednya saja bisa benci setengah mati dan ingin dihancurkan.
Hasud pun tidak hanya dari orang yang di bawahnya, kadang yang lebih kaya, lebih sukses bahkan lebih dalam segalanya merasa hasud pada orang tertentu yang masih di bawahnya dan tidak menyukai bila orang tersebut sukses. Tak sedikit raja yang hasud pada menterinya, tak sedikit direktur yang hasud pada manajer dan tidak jarang orang kaya hasud pada orang miskin.
Asal Mula Hasud
Lalu darimana munculnya hasud? Bagaimana seseorang bisa hasud? Kenapa orang yang tidak kenal bisa sakit hati pada orang yang tidak berinteraksi dengan dirinya? Dan kenapa orang yang di atas kadang hasud pada yang di bawah?
Jawabannya, hasud muncul dari sifat tinggi hati dan meremehkan orang tertentu. Sifat ini bersumber dari hati yang sakit, bukan dari sebab eksternal seperti kenikmatan atau kesuksesan orang lain. Bila seseorang sudah meremehkan orang tertentu yang tidak cocok di hatinya, maka dia akan sakit hati bila orang yang diremehkan itu ternyata dihargai, dipuji dan sukses melampaui perkiraannya.
Orang yang hasud akan berusaha sekuat tenaga agar orang lain juga meremehkan orang yang dia remehkan. Kalau orang tersebut bisa dia jatuhkan dengan cara apa pun, maka ia akan melakukannya. Kalau dia tidak bisa dijatuhkan, maka akan dibandingkan dengan orang lain yang di atasnya agar terkesan orang tersebut biasa saja. Intinya, dia ingin perasaan tinggi hatinya terpuaskan dengan cara melihat yang dihasudi terjatuh.
Tiga Macam Sifat Hasud
Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menguraikan bahwa iri (hasud) terdiri atas tiga macam;
1. Seseorang yang tidak senang jika orang lain mendapat nikmat dan ia mengharapkan nikmat itu akan berpindah kepada dirinya.
2. Seseorang yang tidak suka melihat orang lain mendapatkan nikmat dan ia berharap nikmat itu hilang dari pemiliknya; Ketiga, seseorang yang tidak suka apabila orang lain memiliki kenikmatan yang melebihinya.
3. Macam hasud ini memiliki kecenderungan negatif, dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Sebab dominasi ketidaksukaan membutakan mata hatinya.
Rasulullah bersabda:
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Artinya: Tidak boleh ada rasa iri kecuali kepada dua golongan orang, yakni orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu ia membelanjakannya untuk kebenaran dan orang yang diberikan Allah suatu hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya.
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement