Tiga Generasi Terbaik Islam, dalam Kitab Kasyful Mahjub
Kasyful Mahjub, salah satu kitab tasawuf tertua yang konsen membahas hakikat orang-orang yang memiliki penglihatan batin tajam. Bagi mereka yang tertarik terhadap kajian hakikat Islam (tingkatan tasawuf), kitab Kasyful Mahjub tentu mempunyai makna khusus dari karya Al-Hujwiri ini.
Yang menari, dalam kitab yang membahas dimensi esoteris dalam Islam ini, mencantumkan nama orang-orang dari generasi Rasulullah ke generasi salafush-shalih. Setidaknya, disebutkan tiga generasi yang mempunyai tali kesinambungan dalam ajaran tasawuf: Generasi Sahabat, Tabi'ini dan Tabi'ut Tabi'in.
Keutamaan Nabi Muhammad Saw
Umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) merupakan umat yang mempunyai berbagai keutamaan daripada umat nabi-nabi sebelumnya. Dalam umat Nabi Muhammad terdapat tiga generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik umat Islam.
Generasi terbaik itu adalah generasi Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang tiga generasi ini:
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku (Sahabat), kemudian generasi berikutnya (Tabi’in), kemudian generasi berikutnya (Tabi’ut Tabi’in).” (HR. Bukhari No. 3651 dan Muslim No. 2533).
Berikut penjelasan mengenai generasi Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in, serta nama orang-orang yang masyhur di masing-masing generasi tersebut.
1. Sahabat
Sahabat Nabi bisa didefinisikan sebagai generasi atau orang-orang beriman yang bertemu dengan Nabi Muhammad, kemudian meninggal pun dalam keadaan Islam.
Orang yang dapat terkategorikan sebagai Sahabat harus memiliki kritera pernah bertemu dengan Nabi, baik sebulan, sepekan, sehari, maupun hanya sesaat.
Pertemuan yang dimaksud bisa berupa duduk di hadapan Nabi, berjalan bersama, bertemu walau tanpa bicara, dan bertatap muka. Oleh karena itulah, Abdullah bin Ummi Maktum tetap termasuk Sahabat meski ia buta.
Kriteria selanjutnya adalah beriman dan meninggal pun dalam keadaan beriman atau di atas Islam. Dahulu ada orang yang bertemu Nabi dan beriman, tetapi ia kemudian keluar dari Islam, mati pun dalam keadaan tidak beriman, maka ia bukan termasuk Sahabat.
Adapun jika sempat murtad atau keluar dari Islam, tetapi kembali memeluk Islam serta mati di atas Islam, maka tetap masuk kategori Sahabat.
Di antara Sahabat Nabi yang masyhur adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Abdullah bin Abbas, dan lainnya radiallahu ‘anhum.
2. Tabi’in
Yang dimaksud dengan Tabi’in adalah orang-orang beriman yang meninggal di atas Islam. Mereka juga hidup baik di masa Nabi maupun Sahabat, tetapi tidak bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.
Meski demikian, dapat bertemu atau berjumpa dengan Sahabat. Oleh karena itu, Uwais Al-Qarni tetap disebut Tabi’in walau hidup di masa Nabi, ia memang tidak dapat berjumpa dengan Nabi, tetapi dapat berjumpa dengan Sahabat
Di antara Tabi’in yang terkenal adalah Atha’ bin Abi Rabah, Uwais Al-Qarni, Umar bin Abdul Aziz, Hasan Al-Bashri, Muhammad bin Sirin, dan lainnya rahimahumullah.
3. Tabi’ut Tabi’in
Yang dimaksud dengan Tabi’ut Tabi’in adalah orang-orang beriman yang meninggal di atas Islam, hidup di masa Tabi’in, dan bertemu dengan Tabi’in, tetapi tidak bertemu dengan Sahabat.
Di antara Tabi’ut Tabi’in yang masyhur adalah Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al-Auza’i, Al-Laits bin Saad, dan lainnya rahimahumullah.
Tiga generasi terbaik umat Islam ini memiliki hubungan keilmuan yang sangat kuat. Hal itu disebabkan para Sahabat menimba ilmu dari sang utusan Allah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian para Tabi’in menimba ilmu dari para Sahabat radiyallahu ‘anhum, begitu pun dengan para Tabi’ut Tabi’in, mereka juga menimba ilmu dari para Tabi’in rahimahumullah.
Demikian semoga bermanfaat.