Properti Perkantoran Kurang Berkembang, Ini Faktor Penyebabnya
Pasar properti sektor perkantoran di Surabaya mengalami laju pertumbuhan yang kurang maksimal, sepanjang 2019. Demikian ditegaskan Senior Associate Director Colliers Internasional, Ferry Salanto.
Menurut Ferry ada tiga faktor yang memegaruhi sektor perkontoran tidak bisa berkembang.
Pertama, rumah toko (ruko) serta rumah yang difungsikan sebagai kantor masih menjadi pilihan banyak orang. Sehingga, menjadi hambatan bagi serapan gedung perkantoran.
Kedua, pertumbuhan ekonomi yang masih cenderung lemah menyebabkan perusahaan menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha keluar Surabaya.
"Maka dari itu harus ada ekspansi yang lebih besar dari perusahaan Jakarta, untuk mendorong laju properti di sektor perkantoran ini," kata Ferry Salanto, dalam acara Press Luncheon, di Hotel Four Point Surabaya, Rabu, 30 Januari 2019.
Beberapa perusahaan besar yang didukung dengan kondisi keuangan yang kuat dan mapan, menurutnya, lebih memilih membangun gedung perkantoran sendiri.
"Maka dari itu harus ada ekspansi yang lebih besar dari perusahaan Jakarta, untuk mendorong laju properti di sektor perkantoran ini," kata Ferry Salanto.
"Kalau memang punya kemampuan membangun sendiri, beberapa tahun kemudian tidak dipakai, sebenarnya bisa disewakan. Bisa juga dijadikan aset untuk dijual kembali," tambahnya.
Untuk itu, Ferry Salanto berharap, pemilik properti lebih aktif memasarkan gedung perkantoranya. Terutama para penyewa besar di Jakarta dengan memberikan potongan harga sewa yang bersaing.
"Selain itu dukungan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengadakan even korporasi yang besar, membuka peluang bagi pengembang bisnis properti untuk memasarkan produknya," kata Ferry menambahkan.
Ferry Salanto menegaskan, tingkat serapan pada 2018 mencapai 80 persen. Sedang pada 2019 akan menurun menjadi 63 persen. Hal itu akibat munculnya tambahan pasokan baru.
"Rata-rata penambahan pasok ruang kantor per tahun (2019– 2021) sekitar 80,000 m2. Ini 4 kali lebih besar dibandingkan tingkat serapannya. Tingkat hunian kantor pun akan tergerus hingga 2021," tutur Ferry.
Selain itu, menurut Ferry, kenyataan itu akan membuat pengusaha properti mulai menurunkan harga sewa. Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hunian, di tengah masuknya tambahan pasok bangunan perkantoran. (pit)