Tiga Edukasi Seks Bagi Anak yang Mengalami Down Syndrome
Dalam rangkaian memperingati hari Down Syndrome sedunia yang jatuh pada tanggal 21 Maret 2020 nanti, Unicef Pulau Jawa mengadakan diskusi terkait dengan pendidikan bagi anak down syndrome di Stadion Gajayana, Kota Malang, pada Senin 9 Maret 2020.
Salah satu Psikolog yang juga merupakan pemateri dari diskusi tersebut, Suyanto mengatakan edukasi seks menjadi tantangan bagi orang tua yang memiliki anak down syndrome.
Suyanto mengakui bahwa ketertarikan kepada lawan jenis oleh anak down syndrome terlihat berbeda dari pada anak pada umumnya.
"Kalau anak pada umumnya kan kalau tertarik pada lawan jenis akan memberikan bunga atau cokelat. Tapi kalau anak down syndrome ya misalnya kalau tertarik tiba-tiba buka rok. Ini yang harus diarahkan," tuturnya pada Senin 9 Maret 2020.
Maka itu, Suyanto mengatakan, bahwa orangtua perlu memberikan seks edukasi kepada anaknya yang mengalami down syndrome.
Langkah pertama, terang Suyanto yakni dengan cara, orang tua menjelaskan kepada anaknya yang mengalami down syndrome terkait rasa ketertarikan kepada lawan jenis.
"Sampaikan secara singkat dan jelas lawan jenisnya itu seperti apa. Semisal dia ganteng. Deskripsikan ganteng itu seperti apa," ujarnya.
Kedua, Suyanto mengingatkan agar para orangtua tidak melarang anaknya untuk memiliki ketertarikan pada lawan jenis.
"Daripada rasa itu dipendam malah akan merugikan keluarga. Justru itu akan memicu blocking oleh anak kepada keluarganya," tuturnya.
Ketiga, kata Suyanto para orangtua perlu mengedukasi anak down syndrome ketika masuk pada fase perubahan tubuh seperti mulai masuk masa menstruasi.
"Misalnya ajarkan cara menjaga tubuhnya saat masuk menstruasi. Hal ini akan memberikan pengaruh emosional yang lebih baik kepada anak. Terutama bagi pengetahuan seks edukasi mereka," tutupnya.