Tiga Dosa Besar dan Cara Meleburnya, Menurut Imam Ghazali
Manusia tempatnya salah. Karena itu, tak ada jaminan manusia terbebas dari kesalahan. Kecuali, Nabi dan Rasul yang memang dijamin terbebas dari kesalahan karena sifatnya maksum. Ya, hanya Rasulullah yang terjamin maksum. Sementara manusia biasa terbebani adanya dosa dan kesalahan.
Imam al-Ghazali di dalam kitab Minhajul ‘Abidin menuturkan bahwa secara garis besar ada tiga macam kategori dosa dan cara meleburnya.
Pertama, Meninggalkan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Allah kepadamu seperti shalat, puasa, zakat, kafarat, dan lainnya.
Maka (untuk meleburnya) engkau mengqadha kewajiban-kewajiban tersebut selagi memungkinkan.
Kedua, Dosa-dosa di antaramu dan Allah seperti meminum minuman khamr, memakan riba, dan sebagainya.
(Untuk meleburnya) maka engkau menyesali perbuatan-perbuatan tersebut dan menetapkan hatimu untuk tidak akan mengulanginya lagi selamanya
Dosa mendengarkan ucapan-ucapan yang tak baik dapat lebur dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Dosa memakan harta riba dapat dilebur dengan bersedekah makanan yang halal dan baik. Dosa berdiam diri di masjid dalam keadaan junub dapat dihapus dengan beriktikaf di masjid.
Ketiga, Dosa-dosa di antara kamu dan para hamba.
Dosa macam ini lebih rumit dan lebih berat. Hal ini dikarenakan dosa antarsesama manusia lebih banyak menuntut tindakan-tindakan tertentu untuk bisa meleburnya.
Dosa antarsesama umat manusia ini bisa jadi menyangkut harta benda, jiwa, kehormatan, kesucian, ataupun agama. Masing-masing memiliki cara tersendiri bila seorang yang menyalahinya ingin melebur dosa tersebut seperti mengembalikan hartanya, meminta maaf, menolongnya dalam kesulitan, dan lain-lain.
Demikian uraian Prof Dr Sofyan Sauri, MPd, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga bermanfaat.
Tetap Mengerjakan Menegakkan Shalat
Sementara itu Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa sebanyak apa pun dosa yang dilakukan seseorang selagi ia melakukan shalat niscaya dosanya akan terampuni. Hal ini diumpamakan seperti orang yang mandi lima kali maka kotoran dalam tubuhnya akan hilang.
Kriteria dosa yang diampuni di sini yaitu dosa-dosa kecil, bukan termasuk dosa yang besar seperti menyekutukan Allah atau membunuh seorang Muslim secara zalim.
Shalat sangat penting terutama agar dosa manusia terampuni sehingga menjadi hamba yang dicintai oleh Allah. Maka dari itu seorang Muslim harus menjaga shalatnya dengan menyempurnakan wudhu, syarat, dan rukun shalat.
Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ
Artinya: “Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, saum, sedekah, amar makruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (HR Bukhari No. 525 dan Muslim No. 144).
Demikian uraian tentang betapa pentingnya mengerjakan shalat sebagai kewajiban dan Rukun Islam. Semoga bermanfaat.