Tiga Anekdot Bersejarah Bung Karno, Merdeka kok Bayar Karcis KA?
Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, menjadi memoar penting Presiden Soekarno. Di dalamnya, Bung Karno menyampaikan sejumlah kisah.
Kisah-kisah yang terjadi dengan keluguan dan sikap polos rakyat yang baru merdeka. Yang dipoklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
1. Sudah Merdeka kok Bayar Karcis KA?
Beberapa saat setelah proklamasi, rakyat naik kereta, mereka terkejut ketika kondektur menagih ongkos.
"Lho, buat apa? Kita 'kan sudah merdeka," kata mereka bingung.
Itulah potret di awal kemerdekaan. Tak selamanya selalu berkisah tentang perang dan heroisme. Berikut beberapa kisah lucu lainnya seperti yang diceritakan Presiden Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.
2. Mobil Curian untuk Yang Mulia Presiden
Republik Indonesia baru diproklamasikan. Jelas saja belum ada mobil kepresidenan untuk Soekarno. Masa iya, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia harus jalan kaki kemana-mana?
"Para pengikutku yang setia menganggap sudah seharusnya seorang presiden memiliki sebuah sedan mewah. Karena itu mereka mengusahakannya. Sudiro mengetahui ada sebuah Buick besar muat tujuh orang yang merupakan mobil paling bagus di Jakarta. Dengan gorden di jendela belakang."
"Sayang mobil ini milik Kepala Jawatan Kereta Api, seorang Jepang. Tetapi soal begini tidaklah membuat pusing Sudiro. Tanpa kuketahui, dia pergi mencari mobil itu dan menemukannya sedang diparkir di sebuah garasi," ujar Soekarno dalam biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang ditulis Cindy Adams.
Sudiro yang mengenal supir itu langsung meminta sang supir menyerahkan kunci mobil Buick mewah tersebut. Sopir itu bertanya akan diapakan mobil tersebut.
"Saya bermaksud memberikannya kepada Presiden kita," balas Sudiro.
Sopir muda itu pun mengangguk setuju. Dia menyerahkan kunci mobil majikannya pada Sudiro. Sopir ini pun kemudian disuruh Sudiro pulang kampung agar tidak dicari majikannya.
3. Perintah Pertama Bung Karno
Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon itu.
Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno sebagai presiden. Sesederhana itu. Maka jadilah Soekarno sebagai Presiden pertama RI.
Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil kepresidenan yang mengantar Soekarno. Maka Soekarno pun pulang berjalan kaki.
"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan mengeluarkan perintah pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!" ujar Soekarno.
Itulah perintah pertama presiden RI. "Sate ayam 50 tusuk!"
Soekarno kemudian jongkok di pinggir got dekat tempat sampah. Sambil berjongkok, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Itulah pesta perayaan pelantikannya sebagai Presiden RI.
Catatan Kisah
Demikianlah di antara anekdot bersejarah dalam mengiringi perjalanan bangsa Indonesia. Memang, rangkaian teks proklamasi yang dibacakan di Jl Pegangsaan, Jakarta, itu mengubah segalanya. Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB pagi telah lahir negara berdaulat bernama Republik Indonesia.
Bangsa yang kini tak mau lagi tunduk di bawah senapan Belanda, samurai Jepang ataupun meriam Inggris. Tak mudah menciptakan negara baru di akhir Perang Dunia II. Ketika itu, seluruh kekayaan Indonesia nyaris ludes disikat Jepang untuk kebutuhan perang.
Tapi semangat kemerdekaan mengalahkan segalanya. Walau banyak rakyat yang belum mengerti apa itu kemerdekaan. Merdeka!
Advertisement