Tiga Alasan Muhammadiyah Aktif Dirikan Pesantren Selain Sekolah
Muhammadiyah selama ini memang lebih dikenal memajukan pendidikan sekolah dan perguruan tinggi. Sejak awal lebih mengembangkan sistem pendidikan sekolah. Bahkan, pendidikan sekolah menurutnya seakan menjadi trade mark Muhammadiyah.
Kendati demikian, bukan berarti, Muhammadiyah tidak mempunyai konsen terhadap pesantren. Muhammadiyah kini pun mempunyai sejumlah pesantren. Mengapa demikian?
“Muhammadiyah mulai banyak mendirikan pesantren dalam bentuk boarding school karena beberapa alasan,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, dalam keterangan dikutip Rabu 26 Januari 2022.
Alasan Pertama
Dia menyebutkan alasan yang pertama, kebutuhan Muhammadiyah untuk melahirkan kader ulama-intelek, yaitu menguasai ilmu agama dan ilmu modern serta kemampuan kepemimpinan.
Alasan Kedua
Kedua, lanjut Mu’ti, yakni sebagai wujud idealisme mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu modern. Ketiga, tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak ke pesantren sebagai tempat pembentukan karakter dan akhlak mulia.
Alasan Ketiga
Guru besar pendidikan agama Islam UIN Syarif Hidayatullah itu menjelaskan, selama ini pesantren Muhammadiyah berkembang sangat pesat karena kepercayaan masyarakat dan prestasi yang membanggakan. Banyak perguruan tinggi Muhammadiyah juga memiliki ma’had ali.
Berkembang Alamiah
“Proses pengembangan pesantren berlangsung alamiah. Memang ada usaha melakukan akselerasi. Tetapi semua harus sesuai kemampuan untuk menjaga mutu pendidikan. Lembaga Pengembangan Pesantren lebih berfungsi memberikan fasilitasi dan pengembangan kurikulum holistik khas Muhammadiyah,” ujar dia.
Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP3M) PP Muhammadiyah Maskuri sebelumnya mengatakan pesantren Muhammadiyah secara kuantitif masih sedikit. Padahal Pondok Pesantren itu basis untuk melahirkan kader yang tafaqquh fiddin, kader yang penguasaan agamanya bagus.
“Pesantren Muhammadiyah masih sedikit dan masih belum merata, belum terkelola secara profesional, belum menghasilkan lulusan dengan kualifikasi yang diharapkan dan belum didukung data yang akurat,” kata dia seperti dilansir laman Muhamamdiyah.
Maskuri menambahkan, saat ini data pesantren Muhammadiyah sebanyak 402 pesantren di seluruh Indonesia. Data tersebut merupakan capaian yang menggembirakan mengingat lembaga yang mengurusi pesantren ini baru dibentuk pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 2015 di Makassar.
Namun, bila dibandingkan dengan amal usaha Muhammadiyah yang lain terutama dalam bidang pendidikan, jumlah pesantren masih terbilang minim.