Tiffany 'SNSD' Menderita Skoliosis
Salah satu anggota grup musik Girl's Generation, atau dikenal juga dengan SNSD (Sho Nyo Shi Dae), yakni Tiffany mengungkapkan perjuangannya mengidap skoliosis, atau kelengkungan tulang belakang.
Untuk kali pertama Tiffany membicarakan penyakitnya, saat wawancara dengan Hankook Ilbo setelah perilisan single terbarunya, Magnetic Moon. Tiffany juga telah merampungkan konser Open Hearts Eve di Seoul Korea Selatan.
Dalam wawancara tersebut, Tiffany mengungkapkan ia menderita skoliosis. Meski demikian rasa sakit dan lemah yang dirasakan justru menjadi kekuatan bagi perempuan kelahiran San Fransisco, 1 Agustus 1989 ini.
Ia berlatih dua kali lebih banyak, menjaga kesehatan, dan menjadi sedikit terobsesi dengan fesyen.
“Itu untuk menutupi (rasa sakit),” kata Tiffany sambil tertawa, seperti yang dilansir dari Soompi, Rabu 11 September 2019.
Tiffany mengaku, skoliosis nyaris membuatnya gagal meraih impiannya sebagai artis.
"Ketika saya masih muda, dokter memberitahunya bahwa sepertinya saya tidak akan bisa debut. Tetapi saya tidak menyerah dan berusaha mengelola skoliosisnya melalui penyesuaian diri," ujarnya.
Selanjutnya, pemilik nama asli Stephanie Hwang ini ingin membantu anak-anak muda yang mengalami skoliosis untuk mewujudkan impian mereka.
“Ada banyak orang seperti atlet, balerina, atau model yang juga menderita karena skoliosis. Namun tidak banyak yang sadar tentang hal ini,” ujarnya.
Dalam perjuangannya, Tiffany sangat berterima kasih pada para penggemarnya dan juga rekan sesama anggota SNSD. Baginya, semua adalah keluarga baginya, meski ia mengidap skoliosis mereka tak surut memberikan dukungan.
"Mereka sudah seperti keluarga bagiku. Mereka tahu kondisiku bahkan hanya dengan menatap mataku. Aku sangat bersyukur dan berharap bahwa kami tidak akan mengecewakan satu sama lain. Aku juga ingin menjadi seseorang yang terus berkembang dan semakin baik," tandas wanita kelahiran Amerika Serikat ini.
Menurut situs Mayo Clinic, skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke samping yang paling sering terjadi selama percepatan pertumbuhan sesaat sebelum pubertas.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa penyakit lain seperti cerebral palsy dan muscular dystrophy, namun sebagian besar penyebabnya masih belum diketahui.
Sebagian besar kasus skoliosis ringan, tetapi beberapa kelainan tulang belakang terus bertambah parah saat anak-anak tumbuh.
Skoliosis berat bisa melumpuhkan. Kurva tulang belakang yang sangat parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada sehingga paru-paru sulit berfungsi dengan baik.