Tak Masalah PA 212 Pergi, Prabowo Tetap Dihormati Rakyat
Pakar Hukum Tatanegara Mahfud MD, heran ada orang yang tidak senang melihat pemimpin bangsanya rukun. Suka atau tidak suka Ketua Umum Partai Gerndra Prabowo Subianto adalah seorang negarawan sejati.
"Dia mau bertemu dan mengucapkan selamat kepada presiden Jokowi yang mengalahkannya di Pilpres 2019.
"Kalau ini dilakukan Pak Prabowo untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, di mana letak salahnya?" kata Mahfud pada ngopibareng.id, Senin 15 Juli 2019.
"Pak Prabowo itu aset bangsa jangan dimusuhi kalau ingin berbuat baik untuk negerinya, Islam pun menganjurkannya," pesan Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mencurigai ada orang yang mencari keuntungan pribadi dengan memanfatkan kegaduhan antara kebu Jokowi dengan kubu Prabowo pasca Pilpres 2019.
"Makanya mereka tidak rela melihat Pak Jokowi dan Pak Prabowo bersatu," ujar Mahfud MD.
Sebelumnya Persaudaraan Alumni (PA) 212 telah menentukan sikap setelah Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo bertemu. PA 212 menegaskan sudah tak lagi bersama Prabowo dan akan terus meneruskan perjuangan mereka.
"Secara pribadi, istilah 'sepakat akhiri cebong dan kampret' itu istilah buat Prabowo sendiri, kami bukan bagian dari apa yang Prabowo atau Jokowi sebut, karena buat kami, perjalanan perjuangan ini harus berlanjut," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin kepada wartawan.
"PA 212 sudah kembali kepada khitoh semula, yaitu sudah tidak lagi bersama partai mana pun, juga Prabowo atau BPN (Badan Pemenangan Nasional)," katanya.
Prabowo Subianto juga dikritik sejumlah pendukungnya usai memutuskan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono hingga eks cawapres Prabowo di Pilpres 2019, Sandiaga Uno, punya pesan untuk mereka yang kecewa.
"Ini yang selalu kami sampaikan pada para relawan, jangan menyalahkan personal, jangan marah pada Pak Prabowo, jangan marah pada saya. tapi ini harus kita salurkan pada sesuatu yang positif untuk mewujudkan cita-cita dan gagasan," ucap Sandiaga, kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu 14 Juli 2019.
Sandiaga akan menenangkan pendukung yang kecewa. Dia akan menjelaskan maksud dari pertemuan Prabowo dan Jokowi.
"Saya sudah sampaikan, kita akan beri penjelasan. Bahwa, kepentingan bangsa dan negara kita dahulukan. Dan Pak Prabowo melakukan perjuangan apa yang para relawan ingin hadirkan waktu itu, yaitu Indonesia adil dan makmur," ucap pasangan politik Prabowo itu.
Perjuangan untuk membuat Indonesia adil dan makmur tidak terhenti di pilpres yang lalu. Dia berjanji akan terus berjuang untuk mewujudkan apa yang dulu dikampanyekan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga membela Prabowo soal pertemuan dengan Jokowi. Fadli awalnya memuji jiwa besar sang ketum.
"Pertemuan Pak @prabowo kemarin sekali lagi menunjukkan jiwa besar," kata Fadli Zon di Twitter resminya.
Bagi Fadli, pertemuan Prabowo dan Jokowi konteksnya mengedepankan kepentingan bangsa.
"Saya yakin beliau mengedepankan kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa, untuk saat ini," ucap Fadli Zon.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Mulyadi turut membela Prabowo dari kritikan PA 212. Untuk PA 212 yang kecewa, Mulyadi menyebut Prabowo pada saatnya akan memberi penjelasan karena eks Danjen Kopassus itu amat menghormati ulama.
"Insyaallah ada saatnya Pak Prabowo akan menjelaskan. Yang pasti Pak Prabowo dan Gerindra sangat menghormati para tokoh ulama, habaib dan kiai," kata Mulyadi.
Dia berharap semua pihak bisa mengedepankan kepentingan bangsa, sama seperti yang dilakukan Prabowo dengan memutuskan bertemu Jokowi.
"Intinya tugas kita bersama untuk tetap mengedepankan persatuan dan keutuhan dalam proses berbangsa dan bernegara," ucap Mulyadi (asm)
Advertisement