Tidak Hanya Alergi Makanan, Ini Penyebab Orang Bisa Alergi Panas
Beberapa orang mungkin memiliki jenis kulit sensitif, seperti terhadap jenis bahan tertentu, makanan tertentu, dan cuaca. Cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini juga bisa memicu beberapa penyakit. Salah satunya adalah alergi terhadap panas, yang dikarenakan adanya cahaya panas yang menyengat kulit.
Alergi panas bisa juga disebabkan oleh bebebrapa hal, di antaranya karena konsumsi obat-obatan tertentu, kafein, penyakit autoimun, atau beberapa faktor pemicu lainnya. Namun hal tersebut juga dapat diatasi dengan beberapa cara. Inilah ulasan dari Ngopibareng.id mengenai alergi panas matahari yang mungkin Anda alami.
Definisi Alergi Panas
Alergi sinar matahari adalah istilah untuk menggambarkan fotosensitivitas. Fotosensitivitas adalah kondisi ketika kulit mengalami ruam kemerahan akibat reaksi alergi yang berlebihan setelah terpapar sinar matahari.
Hal ini dapat terjadi karena sistem imun mengenali kulit yang terkena sinar matahari sebagai senyawa asing yang berbahaya. Akibatnya, muncul reaksi alergi kulit, seperti ruam, gatal, dan kulit melepuh. Reaksi alergi juga biasanya terjadi pada bagian V leher (tulang selangka sampai tulang dada), punggung tangan, sisi luar lengan, dan kaki bagian bawah.
Jenis Alergi Panas Matahari
Alergi panas juga memiliki jenis yang berbeda akan menghasilkan reaksi gejala yang berbeda pula. Berikut ini beberapa jenis alergi sinar matahari yang perlu dikenali:
1. Actinic prurigo
Jenis alergi ini terjadi akibat faktor keturunan. Actinic prurigo lebih sering dialami oleh penduduk asli Amerika. Walaupun demikian, alergi matahari yang satu ini dapat memengaruhi semua kelompok ras dan gejalanya bisa dimulai sejak masa kanak-kanak dan remaja.
2. Photoallergic reaction
Photoallergic reaction umumnya dipicu oleh sinar matahari yang bereaksi dengan bahan kimia yang dioleskan pada kulit, seperti tabir surya atau parfum.
Obat atau salep yang diresepkan juga dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk antibiotik (tetrasiklin dan sulfonamid). Kemunculan gejala alergi sinar matahari ini lebih lambat, yaitu satu hingga dua hari setelah terpapar panas matahari.
3. Polymorphic light eruption (PMLE)
Dibandingkan jenis alergi matahari lainnya, polymorphic light eruption adalah jenis yang paling umum dan dikenal dengan keracunan matahari. Kondisi ini dialami sekitar 10-15% populasi warga Amerika Serikat dan kebanyakan diantaranya adalah wanita.
Pada daerah beriklim sedang, PMLE hanya terjadi di musim semi atau panas. Gejala alergi yang satu ini biasanya akan muncul beberapa jam setelah terpapar sinar UV.
4. Solar urticaria
Jika keracunan matahari termasuk kondisi umum, solar urticaria adalah jenis alergi yang cukup langka. Para penderitanya akan merasakan gatal di kulit hanya beberapa menit setelah terkena sinar matahari.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita muda. Gejala alergi ini pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga berat yang menyebabkan syok anafilaksis.
Penyebab Alergi Panas Matahari
Hingga saat ini, para ahli masih belum mengetahui penyebab seseorang dapat terkena alergi sinar matahari. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa keracunan matahari dapat menurun dalam keluarga (genetik). Selain itu, penyebab dari alergi ini juga sering kali dikarenakan bahan kimia dalam obat-obatan, kosmetik, dan makanan, seperti:
-antibiotik,
-antihistamin,
-obat-obatan kemoterapi,
-diuretik, dan
-obat-obatan diabetes.
Penyakit tertentu, seperti lupus dan eksim, juga membuat kulit penderitanya lebih sensitif terhadap cahaya.
Faktor Risiko Alergi Panas Matahari
Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi matahari, meliputi:
1. Ras
Siapa saja dapat mengalami alergi matahari. Namun, kondisi ini paling sering terjadi pada orang dengan kulit putih, terutama kelompok ras kaukasia.
2. Terpapar zat tertentu
Gejala alergi yang satu ini juga dapat dipicu saat kulit terkena zat tertentu dan kemudian terpapar sinar matahari. Zat-zat kimia yang ada di dalam parfum, desinfektan, dan tabir surya bisa jadi dalang dari masalah kulit ini.
3. Konsumsi obat tertentu
Bagi beberapa orang yang mengonsumsi obat tertentu, seperti antibiotik tetrasiklin, obat berbahan sulfa, dan penghilang rasa sakit (ketoprofen) mungkin perlu hati-hati. Pasalnya, obat-obat yang disebutkan disebut dapat menyebabkan kulit terbakar lebih cepat.
4. Menderita penyakit kulit lainnya
Para penderita penyakit kulit, seperti dermatitis, mungkin juga perlu lebih waspada karena kulit mereka lebih rentan terhadap alergi matahari.
5. Faktor genetik
Memiliki anggota keluarga yang mengalami alergi terhadap sinar matahari, juga lebih berisiko terkena alergi yang sama. Perlu diingat bahwa tidak memiliki faktor risiko bukan berarti tidak terbebas dari penyakit ini.
6. Konsumsi kafein
Kafein adalah zat yang dapat meningkatkan detak jantung dan mempercepat metabolisme. Hal ini dapat menyebabkan suhu tubuh jadi meningkat dan menyebabkan intoleransi terhadap panas.
7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan metabolisme tubuh meningkat, berujung pada peningkatan suhu tubuh secara signifikan.
8. Sklerosis ganda
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang memengaruhi sistem saraf pusat. Penyakit ini memengaruhi lapisan pelindung (myelin) dari sistem saraf pusat.
Jika myelin rusak, sinyal saraf tubuh menjadi terganggu dan dapat menyebabkan alergi panas.
Gejala Alergi Panas Matahari
Gejala umum alergi panas adalah muncul benjolan merah pada kulit, serta rasa gatal pada kulit. Ini terjadi karena peradangan pada lapisan superfisial kulit (epidermis).
Dalam kasus yang parah, tanda dari urtikaria kolinergik meliputi:
1. Gatal-gatal di seluruh tubuh (urtikaria umum), ini ditandai dengan munculnya gatal-gatal kecil dikelilingi bercak besar kulit berwarna merah.
2. Pembengkakan di lapisan kulit yang lebih dalam (angioedema) di sekitar wajah dan bibir. Jika pembengkakan menyumbat jalan napas, ini bisa mengancam jiwa.
3. Bronkospasme. Saluran udara menjadi kejang dan berkontraksi secara tidak normal, sehingga sulit untuk bernapas.
4. Mengi atau batuk
5. Tekanan darah rendah (hipotensi)
Sebagian besar kasus gatal-gatal yang disebabkan oleh panas muncul dalam waktu satu jam setelah terpapar. Gejalanya juga dapat terjadi secara bertahap, tetapi begitu intoleransi berkembang, biasanya berlangsung selama satu atau dua hari.
Cara Mencegah Alergi Panas Matahari
Sama seperti alergi pada umumnya, cara terbaik untuk mencegah timbulnya reaksi alergi adalah menghindari penyebab alergi tersebut. Namun, bagi orang yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, mungkin cukup sulit untuk menghindari cuaca panas.
Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya reaksi alergi, di antaranya:
1. Gunakan pakaian berbahan nyaman, longgar, dan mampu menyerap keringat dengan baik.
2. Dinginkan kulit dengan mandi atau kompres menggunakan air dingin.
3. Atur suhu kamar atau ruangan agar tetap sejuk.
4. Pilihlah jenis olahraga yang tidak memicu reaksi alergi panas, misalnya renang.
Gejala alergi panas dapat hilang dengan sendirinya saat suhu tubuh sudah turun atau dingin. Namun, untuk meredakan rasa tidak nyaman seperti gatal, perih, dan peradangan kulit, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Waspadai pula gejala alergi panas yang memicu infeksi kelenjar keringat. Hal ini ditandai dengan rasa nyeri yang meningkat, pembengkakan, dan kemerahan pada kulit yang tak kunjung hilang. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang menyumbat kelenjar keringat.
Advertisement