Tak Dianggarkan, Pengiriman 22 Pemain Sepakbola Muda Surabaya ke Liverpool Tak Jelas
Program sister city antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Tranmere Rovers FC (TRFC) di Liverpool, Inggris terancam tak terlaksana.
Program training 22 pemain sepak bola muda asal Kota Pahlawan ke salah satu klub di Inggris ini terancam batal karena tak masuk dalam nomenklatur APBD 2025. Ketidakpastian keberangkatan ini membuat para orang tua dari anak-anak tersebut cemas dan resah.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Imam Syafii mengatakan, dalam dengan pendapat beberapa waktu lalu antara orang tua dengan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Surabaya mengungkap keberlanjutan program tersebut.
“Bagaimana nasib dari anak-anak yang sedang menunggu pertukaran ke Liverpool? Orang tua dari mereka sudah gelisah,” ujar Imam, Selasa, 12 November 2024.
Kepala Dinas Disbudporapar Kota Surabaya, Hidayat Syah, mengaku turut merasakan keresahan para orang tua. Namun, Hidayat menegaskan bahwa anggaran untuk memberangkatkan mereka ke Inggris belum ada dan tidak dialokasikan. “Jangankan orang tua, saya pun juga gelisah karena ini tidak dianggarkan,” ungkap Hidayat.
Seperti diketahui, program ini bermula pada Mei 2024, saat Disbudporapar Kota Surabaya mengadakan coaching clinic di Stadion Gelora Tambaksari selama tiga hari.
Setelah pelatihan selesai, sebanyak 22 pemain dari berbagai Sekolah Sepak Bola (SSB) di Surabaya terpilih untuk mendapatkan beasiswa berlatih di Tranmere Rovers FC sebagai bagian dari kerja sama sister city antara Kota Surabaya dan Liverpool.
Namun, setelah seleksi berakhir, keputusan akhir pemberangkatan sepenuhnya diserahkan kepada Pemkot Surabaya. Salah satu orang tua bahkan pemain menyatakan kekecewaannya. “Panitia waktu itu bilang, untuk langkah selanjutnya diserahkan ke Pemkot Surabaya. Tapi sampai sekarang belum ada kabar apa pun. Kami hanya ingin kepastian, jangan digantung seperti ini,” ujarnya.
Menurut dia, pihak Tranmere Rovers sendiri sudah menyatakan kesiapan mereka untuk menerima para pemain muda Surabaya pada September 2024. Namun, hingga kini Pemkot Surabaya belum memberikan kejelasan keberangkatan anak-anak itu.
Menanggapi situasi ini, Penjabat Sementara Walikota Surabaya, Restu Novi, berjanji akan menindaklanjuti setiap keluhan yang masuk. “Saya pastikan tidak ada yang tidak terlayani pengaduan di Kota Surabaya,” kata Restu.
Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai jadwal keberangkatan anak-anak tersebut. Para orang tua berharap Pemkot Surabaya segera memberikan kejelasan supaya kesempatan berharga bagi masa depan anak-anak mereka tidak berakhir dengan penuh kekecewaan.
Advertisement