Tidak Benar, Mullah Abdul Ghani Baradar Meninggal
Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin tinggi Taliban menyatakan dirinya masih hidup. Dia membantah rumor terjadi pembunuhan atas dirinya, menyusul laporan telah terjadi perpecahan internal dalam kelompok Taliban, tepat sebulan setelah mengambil alih Kabul.
Mullah Abdul Ghani Baradar yang dalam pemerintahan sementara menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri muncul dalam sebuah wawancara dengan penyiar nasional negara itu dan mengungkapkan bahwa dirinya bepergian dari Kabul sehingga tidak memiliki akses ke media untuk membantah berita ini.
“Berita ini tidak benar. Terima kasih Tuhan saya benar-benar baik-baik saja dan sehat,” katanya kepada Radio Television Afghanistan, dikutip Associated Press.
“Berita tentang konflik internal kami yang diberitakan media juga tidak benar. Kami memiliki belas kasih di antara kami sendiri, lebih dari sebuah keluarga. Kami menjamin bangsa Afghanistan, Mujahidin, orang tua, dan pemuda tidak khawatir dan tidak ada alasan untuk khawatir,” tambahnya
Taliban juga merilis rekaman video yang menunjukkan Baradar pada pertemuan di kota selatan Kandahar.
Baradar menjabat sebagai pemimpin perunding selama pembicaraan antara Taliban dan AS yang membuka jalan bagi penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang selesai pada akhir Agustus, dua minggu setelah Taliban mengambil alih ibukota.
Persaingan internal
Sebelumnya memang beredar informasi bahwa pendukung Baradar bentrok dengan pendukung Sirajuddin Haqqani, kepala jaringan Haqqani yang berbasis di dekat perbatasan dengan Pakistan. Kelompok Haqqani ini dituduh melakukan beberapa serangan bunuh diri terburuk dalam perang tersebut.
Tapi Taliban telah berulang kali membantah spekulasi tentang perpecahan internal itu. Baradar, yang pernah dianggap sebagai kepala pemerintahan Taliban, tidak terlihat di depan umum selama beberapa waktu. Dia juga nampak ikut menjadi delegasi menteri yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Kabul pada hari Minggu lalu.
Pemimpin tertinggi Taliban yang menjadi perdana menteri sementara, Mullah Haibatullah Akhunzada, juga tidak terlihat di depan umum sejak Taliban merebut ibu kota pada 15 Agustus, meskipun ia mengeluarkan pernyataan publik setelah ditunjuk menjadi perdana menteri sementara pemerintah Afghanistan, pekan lalu. (*)