Tidak Ada Dispensasi Ujian di Daerah Banjir
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan tidak memberlakukan dispensasi untuk penyelenggaraan ujian bagi para siswa di daerah banjir di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Bencana banjir terjadi bertepatan saat para siswa sedang mengikuti ujian, dan latihan ujian untuk persiapan ujian tingkat nasional atau try out. "Kelas 3 SMP tidak diberi dispensasi ujian, tidak perlu kayaknya karena mereka bisa menyesuaikan diri, termasuk memberikan bahan bantuan untuk ujian sekolah," kata Muhadjir Effendy, Selasa 12 Februari 2019. Pagi ini, Mendikbud masih akan melakukan kegiatan di Madiun sebelum kembali ke Jakarta.
Sementara itu, menurut data lembaga pendidikan, ada sebanyak 33 satuan pendidikan yang terdampak bencana lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun per 6 Maret 2019. Terdiri atas 22 Sekolah Dasar (SD), sembilan Taman Kanak-Kanak (TK), dan dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP).
Mendikbud segera memperbaiki fasilitas belajar bagi sekolah dan peserta didik terdampak bencana banjir di Kabupaten Madiun. Seperti diketahui ada sebanyak delapan kecamatan yang terendam banjir, meliputi Madiun, Saradan, Pilangkenceng, Balerejo, Sawahan, Mejayan, Wungu, dan Wonosari.
"Sekolah-sekolah memang ada kerusakan tapi tidak fatal, atau hanya mengalami kerusakan ringan seperti buku-buku perpustakaan, alat elektronik, komputer, dan alat musik. Nanti dari pemerintah pusat akan ada bantuan, akan kita rumuskan terlebih dahulu, kerja sama akan dilakukan dengan kabupaten untuk jenjang SD dan SMP," jelas Muhadjir Effendy.
Muhadjir Effendy menekankan perlunya pengajaran mitigasi bencana di tingkat kabupaten. Pengajaran ini sebagai langkah preventif jangka panjang untuk penanganan bencana di masing-masing daerah. "Pengajaran ini saya anjurkan bapak bupati untuk memasukkan kurikulum pengajaran mitigasi penangananan banjir," jelasnya.
Pengajaran mitigasi bencana merupakan bagian dari pendidikan karakter di sekolah-sekolah di Indonesia. Pelaksanaannya bekerjasama dengan kementerian terkait untuk mengajar kebencanaan dengan integratif di luar kurikulum jam sekolah.
Materi pengajaran pendidikan mitigasi menyesuaikan dengan potensi bencana dari wilayah bersangkutan. Sehingga, para peserta didik mendapatkan bekal kebencanaan menyesuaikan dengan potensi bencana di wilayah masing-masing.
"Ini akan terus kita galakkan di tingkat nasional. Kalau ada wilayah potensial banjir ya diajari mitigasi bencana banjir, kalau di wilayah gempa ya akan diajari mitigasi bencana gempa, menyelamatkan diri dan melindungi diri dari gempa, erupsi gunung berapi akan diajari untuk mitigasinya. nanti akan diajari secara spesifik menurut bencana yang berpeluang," ujar Muhadjir Effendi. (asm)
Advertisement