Tiba Saatnya! Menanam Kebaikan, Hakikat bagi Diri Kita Sendiri
Akan tiba masanya kita semua akan panen, dan inilah tempat bagi semua yang menanam akan mulai menuai hasilnya.
Bila kita menanam kebaikan, maka kebaikan itu bagi diri kita sendiri. Dan bila kita menanam keburukan, maka keburukan itu juga akan kembali untuk diri kita sendiri.
Maka pada akhirnya kematian bisa menjadi dua hal yang semua tergantung amalnya :
Pertama kematian bisa menjadi kesedihan yang akan mempertemukan kita kepada penderitaan, siksaan, dan penyesalan yang lebih dahsyat di bandingkan saat kita berada di dunia.
Kedua kematian juga bisa menjadi kebahagiaan, pengantar kedamaian, penghancur kesedihan kita di dunia untuk di antarkan kepada kesenangan akhirat yang tiada tara,
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda,
إِنَّمَا القَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ
"Alam kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka." (HR. At-Tirmidzi, no. 2460)
Begitu pula Khalifah kaum muslimin yang ketiga Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu menggambarkan ketika beliau melihat kuburan maka ia menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya.
Suatu hari ada seorang yang bertanya:
تذكر الجنة والنار ولا تبكي وتبكي من هذا؟
“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه
“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hasan gharib”)
Demikianlah pada akhirnya kubur akan menjadi tempat yang dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan yang tiada tara atau justru menjadi tempat yang mengantarkan kita pada kesengsaraan dan kesedihan yang tiada tara, dan semua itu tergantung bagaimana amal kita.
Semoga hal ini menjadi renungan bagi kita semua dan sebelum hal itu terjadi dan menjadi sebuah penyesalan yang abadi, mari kita persiapkan bekal amal shalih selagi kita masih ada kesempatan dan sebelum semua terlambat.
Selamat menunaikan sholat fardhu berjamaah di masjid (bagi laki-laki yang tidak ada uzur), semoga Allah mengampuni dosa dosa kita dan menerima amal ibadah kita aamiin.....
Zikir Pagi
Dibaca 1x
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzal yaumi wa khoiro maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba'dahu, robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan kubur.
HR. Muslim 4/2088.
Keterangan:
Doa di atas berdasarkan hadis dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sore membaca: (doa di atas).
Doa di atas menunjukkan sikap ketundukan seorang muslim kepada Allah. Dia mengawali paginya atau sore harinya dengan ikrar dan berbagai pengakuan. Dia berikrar tentang keabadian kerajaan Allah. Dia memuji Allah di waktu paginya. Dia berikrar tentang laa ilaaha illallaah, dan beberapa ikrar lainnya. Kemudian diikuti dengan berdoa, memohon kepada Allah agar diberi kebaikan pada malam atau hari itu, dan dilindungi dari segala bentuk keburukan pada malam atau hari itu. Yang bisa jadi tidak kita ketahui dan datang tanpa disangka-sangka.
Kemudian seorang muslim memohon perlindungan dari penyebab keburukan, yaitu sikap malas dan dampak dari sikap malas, yaitu kondisi buruk di hari tua. Di penghujung doa ini, seorang muslim berlindung kepada Allah dari siksa hari akhir, yaitu siksa kubur dan siksa neraka.
Demikian wallahu a'lam.