Korban Penipuan, Pekerja Migran Asal Jember yang Terlantar di Arab Saudi Dipulangkan
Hanifah, warga Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti, Jember akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga. Dia tiba di rumah pada Selasa, 07 Januari 2025 malam.
Hanifah berhasil pulang ke Jember setelah sempat terlantar selama empat bulan di Arab Saudi. Kepulangan Hanifah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, salah satunya Muhammad Fawait, Bupati Jember terpilih.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini menceritakan, bahwa dirinya memutuskan berangkat ke Arab Saudi setelah mendapatkan informasi dari temannya. Berdasarkan informasi dari teman, Hanifah dijanjikan langsung bekerja tanpa harus berlama-lama di tempat penampungan. Bahkan Hanifah juga dijanjikan gaji yang cukup tinggi.
Saat itu, Hanifah tidak bisa berpikir jernih, karena memang sedang membutuhkan pekerjaan. Hanifah kemudian mendaftar. Usai mendaftar, Hanifah mengurus paspor dan keperluan administrasi lain. Dengan mengurus paspor dan membubuhkan sidik jari, ia mengira berangkat sesuai prosedur.
Setelah administrasi selesai, Hanifah membulatkan tekat berangkat ke Arab Sudi. Sesampainya di Arab Saudi, ternyata Hanifah dibawa ke tempat penampungan.
Di tempat tersebut Hanifah berkumpul bersama ratusan PMI lainnya dari berbagai daerah. Tempat penampungan tersebut jauh dari kata layak, tempat tidur diisi puluhan orang. Akibatnya banyak para PMI yang tidur di teras dan tangga.
Saat itu, Hanifah masih berpikiran positif. Namun, ia mulai menyadari ada yang tidak beres setelah pihak sponsor mengabaikan PMI yang ditampungnya dalam kondisi sakit.
Hanifah kemudian memberanikan diri bertanya kepada pihak sponsor tentang kejelasan dirinya. Pihak sponsor memberikan penjelasan bahwa dirinya tidak akan lama berada di tempat penampungan, dengan alasan Hanifah berbeda dengan PMI lainnya.
Namun, perkataan tersebut ternyata tidak terbukti. Hanifah tetap harus berada di tempat penampungan selama tiga bulan.
Pada bulan Desember 2024, Hanifah baru dipekerjakan. Namun, pekerjaan yang dilakukan kontraknya hanya satu bulan. Gaji yang diterima juga tidak sesuai dengan yang dijanjikan pihak yang memberangkatkannya.
Kendati demikian, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan. Hanifah tetap bekerja. Namun, setelah pulang dari tempat bekerja, ia bertemu dengan PMI lain bernama Siti Khoiriyah, warga Mayang, Jember. Siti Khoiriyah ternyata juga memiliki nasib yang sama.
Karena itu, pada tanggal 11 Desember 2024, Hanifah bersama Siti Khoiriyah membuat video. Dalam video tersebut Hanifah dan Siti Khoiriyah meminta bantuan kepada Gus Fawait agar membantunya kembali ke tanah air.
Hal itu dilakukan sambil menunggu hasil perjuangan keluarganya yang berada di Jember. Ayah Hanifah berjuang agar Hanifah bisa pulang dengan mendatangi Disnaker Jember dan Polres Jember, serta sejumlah lembaga lain yang mengurusi PMI.
Di luar perkiraan Hanifah, video berdurasi dua menit 21 detik yang dibuatnya ternyata viral dan sampai ke Gus Fawait. Gus Fawait langsung bergerak cepat berkoordinasi dengan Anggota DPR RI dan Meneteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Dalam waktu yang tidak begitu lama, Hanifah langsung dihubungi oleh pihak kementerian. Hanifah sempat dipindah ke Jedah, hingga akhirnya mendapatkan tiket untuk pulang ke Indonesia.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, ini merupakan perjuangan tim. Khususnya saya terima kasih kepada Gus Fawait yang bergerak cepat membantu saya," katanya, Rabu, 08 Januari 2025.
Proses pemulangan Hanifah cukup lancar tanpa kendala. Bahkan saat tiba di bandara, dia disambut layaknya artis. Tas bawaan dibawakan oleh petugas dari Migran Care.
Bahkan, sambutan yang sama juga dirasakan Hanifah saat tiba di Jember. Dia juga disambut oleh banyak pihak, termasuk dari tim Gus Fawait.
Lebih jauh Hanifah berharap hal yang dialaminya dapat menjadi pembelajaran bagi yang lain. Masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri jangan sampai menempuh jalan cepat seperti yang dilakukannya.
Hanifah tidak ingin ada masyarakat lain yang mengalami nasib serupa. Hanifah juga tida tega jika mengingat ratusan PMI non prosedural yang juga terlantar di tempat penampungan. Bahkan sebagian dari mereka ada yang 6 sampai 7 bulan belum mendapatkan pekerjaan.
"Saya berharap masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri harus prosedural, jangan jalur cepat seperti yang saya lakukan. Saya merasa ceroboh telah berangkat secara non prosedural," pungkasnya.
Sementara itu, Tim Gus Fawait, Kamiludin juga berharap masyarakat bisa mengambil pelajaran dari kisah Hanifah. Kedepannya, masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri harus berkoordinasi dengan pemerintah, minimal kepada kepala desa setempat.
Selain itu, pria yang menjabat Kepala Desa Sidomulyo itu juga berharap masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri bisa mengikuti pelatihan di BLK Jember. Sehingga, masyarakat bisa berangkat sebagai pekerja profesional.
"Kedepan haus bekerja sama dengan BLK Jember agar menjadi pekerja profesional. Kedua harus berangkat secara prosedur agar aman dan nyaman," pungkasnya.
Diketahui, Hanifah sebelumnya membuat video bersama Siti Khoiriyah. Namun yang sampai ke Jember lebih dahulu adalah Hanifah. Sedangkan Siti Khoiriyah sampai saat ini masih dalam proses pemulangan.