Tiba di Indonesia, Jemaah Haji Wajib Screening Kesehatan
Jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah harus siap menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan screening ketat terhadap jemaah haji setelah tiba di Indonesia.
Adapun screening tersebut akan dilakukan di asrama haji embarkasi guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
Tindakan antisipasi itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan resmi yang juga dipublikasikan melalui Youtube Setpres, Sabtu 16 Juli 2022.
"Seiring kepulangan jemaah haji gelombang pertama tanggal 15-30 Juli dan gelombang kedua tanggal 30 Juli-13 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sistem screening berlapis sejak kedatangan jemaah hingga kembali ke rumah masing-masing," kata Reisa.
Ia mengatakan, para jemaah haji tersebut akan menjalani proses screening berupa pengecekan suhu tubuh, pengecekan gejala, serta menjalani observasi sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.
Menurutnya, apabila didapati jemaah yang menunjukkan gejala demam atau potensi penyakit menular, maka akan dilakukan pemeriksaan dan tes antigen.
"Jika hasilnya positif akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk tanpa gejala atau gejala ringan. Yang sedang dan berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19," ujarnya.
Sementara itu, bagi jemaah haji yang dinyatakan sehat saat kedatangan dan observasi di asrama haji embarkasi, maka dapat kembali ke rumah dan memantau kondisi kesehatannya selama dua pekan.
Kebijakan ini sesuai dengan prosedur bagi pelaku perjalanan ke luar negeri, untuk mencegah penularan COVID-19 dari negara lain. "Ini untuk kepentingan jemaah dan keluarga, jadi tidak perlu dirisaukan," pesan Reisa.
Selain melakukan screening, Kemenkes juga telah menginstruksikan kepada seluruh rumah sakit untuk menyiapkan 10 hingga 30 persen dari kapasitas tempat tidur yang dimiliki sebagai langkah antisipasi. "Lalu juga menyiapkan tempat isolasi mandiri terpusat dengan menyiapkan alat kesehatan, SDM, APD, dan obat-obatan," ujarnya.
Advertisement