Tiap Hari, Indonesia Butuh 200 Plasma Konvalesen, Baru Penuhi 40
Ketua Umum Palang Merah Indoensia (PMI) Pusat, Jusuf Kalla mengatakan setiap hari ada 200 permintaan Plasma darah konvalesen, dan PMI baru bisa memenuhi 40 plasma per hari.
Untuk itu, JK berharap agar para penyintas Covid bersedia menyumbangkan plasma darah konvalesennya untuk membantu mereka yang masih berjuang untuk sembuh dari Covid-19 dan juga sebagai tanda syukur telah sembuh dari Covid-19.
Harapan tersebut disampaikan JK dalam acara Gerakan Nasional Pendonor Plasma konvalesen di Markas Pusat PMI Jalan Gatot Subroto kav 96, Senin, 18 Januari 2021.
"Sejak bulan Mei 2020 terhitung sudah 7.000 plasma konvalesen didonorkan kepada penderita, atau setara dengan 40 plasma per hari dan itu masih sangat kurang. Seluruh Indonesia permintaan plasma konvalesen ini kurang lebih 200. Artinya dibutuhkan pendonor sebanyak 5 kali lipat, Untuk itu para penyintas Covid mau menyumbangkan plasma darahnya sebagai tanda syukur telah sembuh dari Covid," ujar JK.
JK menambahkan kerelaan dari penyintas Covid ini sangat dibutuhkan, mengingat plasma darah tidak bisa dibuat oleh manusia karena hal itu dihasilkan sendiri oleh tubuh manusia.
Menurut JK, terapi plasma konvaselen ini telah dikembangkan oleh PMI bekerja sama dengan lembaga eijkmen dan terbukti terapi dengan menggunakan plasma tersebut sangat efektif untuk menyembuhkan penderita Covid-19 dengan kondiri kritis.
"Tidak ada satu pun manusia yang bisa menciptakan darah dan plasma kecuali tubuh kita menciptakannya dengan jalan Allah. Karena itulah, hari ini kita patut bergembira karena pemerintah mencanangkan gerakan nasional, artinya semua pihak bersama sama. Hanya itu cara mengurangi dampak dari Covid-19 ini, dengan izin Allah sangat besar tingkat penyembuhannya, kami di PMI bersama eijkmen sudah meneliti itu sejak bulan Mei 2020," kata JK.
JK optimis dari jumlah penyintas Covid-19 yang mencapai 736 ribu orang, maka kebutuhan plasma konvaselen sebanyak 200 plasma setiap harinya dapat dipenuhi, tinggal dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan dari penyintas agar mau menyumbangakan plasma konvaselennya.
"Meningkatkan pendonor sampai 5 kali lipat itu sangat mudah sebenarnya apabila diketahui, karena yang sembuh itu sudah 736 ribu, tentunya tidak semua penyintas itu yang bisa diterima. Seperti perempuan yang pernah hamil tentunya tidak bisa, belum lagi faktor usia dan sebagainya. Tapi katakanlah 20 persen saja penyintas yang mendonorkan plasmanya, maka semua kebutuhan akan dapat dipenuhi dan kematian bisa dikurangi," kata JK.
Saat ini ada 31 dari 236 UDD (Unit Donor Darah) yang dimiliki PMI memimili alat pengelolaan plasma darah konvaselen yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Untuk itu JK berharap para penyintas bersedia datang ke UDD tersebut untuk menyumbangkan plasma darahnya.
"PMI siap pada 31 UDD (unit donor darah) yang mempunyai peralatan untuk mengolah plasma ini. tersebar di seluruh Indonesia dan tentu juga ada beberapa Rumah sakit besar yang mempunyai alat pengelola plasma ini. Karena itu tentunya dibutuhkan kerelaan, kesadaran dan juga sumbangsih, amal yang besar, karena kita semua mendonor itu mempunyai kesempatan untuk menyelematkan kehidupan manusia yang sakit," katanya.
Sumber: Tim Media PMI