The Science of Facial Architecture, Gabung Ilmu Sains & Estetik
Dunia kecantikan atau estetika selalu mengalami perkembangan setiap saat. Metodenya pun selalu diperbaharui untuk mendapatkan hasil terbaik bagi kaum perempuan yang selalu tampil cantik dan memukau.
Seperti metode terbaru untuk membentuk wajah, yaitu the science of facial architecture.
"Metode ini dibuat dengan pengabungan sains serta ilmu estetik yang diadaptasi dari konsep pembentukan wajah yang digagas oleh ahli bedah plastik asal Brazil, Mauricio dr Maio," ungkap dr. Lanny Juniarti DiplAAAM, founder president dan director MIRACLE.
Lanny Juniarti mengatakan, The science of facial architecture merupakan metode minimal invansif untuk membentuk wajah agar terlihat ideal.
Ideal yang dimaksud, ungkap Lanny, sesuai dengan kebutuhan pasien yang telah dikonsultasikan dengan dokter ahli. Apa yang mereka inginkan itu menjadi pertimbangan.
"Pendekatan holistik antara kepekaan artistik digabungkan dengan ilmu kedokteran dan menjadi pedoman dasar bagi para dokter untuk memberikan hasil yang aman, konsisten, dan bertahan lama," ujar Lanny.
Dalam metode ini, dokter tidak mengandalkan intuisi dalam memperbaiki bentuk wajah dan memandang setiap bagian wajah secara terpisah.
Ia mencotohkan, seperti halnya membuat bangunan, harus ada strategi khusus yang dilakukan, salah satunya membuat blue print terlebih dahulu. Selain itu juga harus ada perhitungan struktur, kontur, hingga proses paling akhir.
"Bangunan yang bagus, lanjutnya, tak bisa tercipta apabila hanya mengandalkan intuisi. Demikian juga dengan wajah," imbuhnya.
Dalam metodologi ini pula, dokter harus melihat wajah sebagai satu-kesatuan. Seperti halnya rumah, tak bisa apabila hanya melihat pintu dan jendela sebagai elemen.
Dalam membentuk wajah, lanjutnya dokter harus memahami keunikan karakteristik kecantikan masing-masing individu melalui pengintegrasian perawatan berbasis teknologi maupun injectables.
"Kami ingin menampilkan bentuk terbaik wajah tanpa mengubahnya menjadi orang lain. Kami percaya setiap orang itu unik," Lanny memaparkan.
The science of facial architecture akan diaplikasikan secara bertahap. Masing-maisng pasien akan memerlukan waktu yang berbeda-beda.
"Metode ini dilakukan dengan tahapan memperbaiki kontur wajah agar memiliki tampilan wajah tiga dimensi yang lebih simetris, proposional, dan ideal," tuturnya.