The End! Bangkrut Akibat Pandemi, PKL Makam Gus Dur Tutup Lapak
Sudah setahun lebih makam Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ditutup untuk umum. Hal ini berimbas pada hilangnya omset penjualan para pedagang kaki lima di sekitar area makam.
Suhermanto adalah salah satu pedagang yang mengalami kondisi tersebut. Sebelum badai pandemi menyerang, pria 65 tahun ini dan keluarganya menggantungkan hidup dari berjualan di kawasan makam Gus Dur. Namun kondisi seketika berubah mulai Maret tahun lalu, atau saat makam Gus Dur resmi ditutup untuk peziarah.
“Sekarang sudah tutup total, soalnya tidak ada pembeli,” katanya. Ia memastikan kondisi ini tak hanya dialaminya sendiri. “Semua pedagang. Karena pemasukan utama sudah hilang,” imbuhnya.
Kerugian akibat hilangnya omset penjualan semakin besar, karena kios yang dipakai berjualan adalah sewa alias bukan milik Suhermanto. Jika kondisi ini terus terjadi, dirinya khawatir tidak mampu lagi membayar biaya sewa. Sebab hingga saat ini ia masih terbebani pembayaran sewa kios.
“Biasanya kalau hari biasa sebelum ada pandemi, bisa dapat 300 sampai 500 ribu per hari. Tapi sejak ada Covid-19, langsung turun drastis. Dalam sehari sering tidak ada pembeli sama sekali,” ujarnya.
Nasib sama juga dialami Akhmad Khusaini, pedagang lain di makam Gus Dur. Karena kondisi perekonomian terus memburuk, ia dan pedagang lainnya memutuskan untuk menutup lapak. “Pedagang disini mengandalkan peziarah. Makam ditutup, otomatis pembeli juga sepi. Akhirnya pedagang memilih menutup lapak,” terang pria 49 tahun ini.
Pedagang makanan ringan ini mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Ia berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir dan keadaan kembali normal. Supaya ia dan pedagang lainnya bisa kembali berjualan.