Thawaf Mengelilingi Fakir Miskin, Ketika Tak Ada Haji Tahun Ini
Keputusan Pemerintah RI meniadakan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441 H/ 2020, tidak berarti menghentikan umat Islam untuk mendapatkan pahala ibadah rukun Islam kelima itu.
Pernahkah kita membayangkan melakukan thawaf, yang tak lagi mengelilingi Ka'bah Baitullah, melainkan mengelilingi fakir miskin. Tentu saja dengan memberikan sedekah guna mengurangi beban derita kaum papa itu.
Marilah kita perhatikan pesan-pesan Islam disampaikan Ustadz Ma'ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur:
Peristiwa ini dialami oleh seorang ulama besar di masa Tabi'in, beliau bernama Ibnu Mubarak [lahir 118 H]. Kisahnya disampaikan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab sejarah Al-Bidayah Wa An-Nihayah 10/191:
خرج عبد الله بن المبارك مرة إلى الحج فاجتاز ببعض البلاد، فمات طائر معهم فأمر بإلقائه على مزبلة هناك، وسار أصحابه أمامه وتخلف هو وراءهم
Abdullah bin Mubarak hendak pergi haji. Ia melewati sebuah negeri, lalu ada burung mati. Ia menyuruh agar burung itu dibuang ke tempat sampah. Murid-muridnya berangkat di depan dan dia berjalan di belakang mereka.
فلما مر بالمزبلة إذا جارية قد خرجت من دار قريبة منها فأخذت ذلك الطائر الميت ثم لفته ثم أسرعت به إلى الدار
Ketika Ibnu Mubarak melewati tempat sampah, lalu ada anak perempuan keluar dari sebuah rumah di dekatnya, ia mengambil bangkai burung itu. Ia membungkusnya dan segera membawa pulang
فجاء فسألها عن أمرها وأخذها الميتة، فقالت: أنا وأخي هنا ليس لنا شيء إلا هذا الإزار، وليس لنا قوت إلا ما يلقى على هذه المزبلة، وقد حلت لنا الميتة منذ أيام، وكان أبونا له مال فظُلم وأخذ ماله وقتل.
Ibnu Mubarak bertanya kepada anak perempuan itu mengapa mengambil bangkai burung. Anak perempuan itu menjawab: "Aku dan adikku disini tidak memiliki apa-apa kecuali kain ini. Tidak ada makanan untuk kami kecuali yang ada di tempat sampah. Beberapa hari ini bangkai yang ditemukan (untuk dimakan). Kami punya ayah yang kaya raya. Tapi ia dizalimi, hartanya dirampok dan dibunuh."
فأمر ابن المبارك برد الأحمال، وقال لوكيله: كم معك من النفقة؟ قال: ألف دينار، فقال: عد منها عشرين ديناراً تكفينا إلى مرو وأعطها الباقي، فهذا أفضل من حجنا في هذا العام، ثم رجع.
Ibnu Mubarak memerintahkan untuk mengembalikan harta bawaan. Ia bertanya kepada wakilnya: "Berapa bekal kita?" Wakilnya menjawab: "1000 Dinar". Ibnu Mubarak berkata: "Ambil 20 Dinar, cukup untuk transportasi kita ke Marwa [Turkmenistan]. Sisanya berikan kepada anak perempuan itu. Ini lebih utama dari pada ibadah haji kita tahun ini". Ibnu Mubarak kemudian pulang (tidak berangkat haji).
Sesuai keputusan Pemerintah RI, tahun ini tidak ada haji dan umrah. Maka tawaflah (kelilinglah) ke rumah-rumah orang fakir-miskin dan orang-orang yang memerlukan.