TGIPF: Faktor Stadion dan Keamanan Pemicu Tragedi Kanjuruhan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) merangkap Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Mahfud MD mengungkapkan, faktor stadion hingga pengendalian keamanan jadi temuan awal penyebab tragedi Kanjuruhan. Korban tewas sebayak 133 jiwa.
"Pada temuan awal, stadion termasuk faktor yang dicatat turut menjadi penyebab tragedi itu. Faktor-faktor lainnya adalah penyelenggara dan panpel, pengendalian keamanan, suporter, regulasi dan lain-lain," kata Mahfud dalam keterangan pers, Jumat 7 Oktober 2022.
Mahfud MD menjelaskan, Presiden Jokowi sudah meminta agar persoalan infrastruktur stadion di seluruh Indonesia segera diperbaiki. Hal itu semata agar seluruh stadion di Indonesia memenuhi standarisasi keamanan.
"Presiden sudah meminta Menteri PUPR untuk segera meneliti dan memperbaiki semua stadion di Indonesia agar memenuhi standar yang diatur secara internasional maupun nasional," ucapnya.
Selain itu, Mahfud MD menjanjikan TGIPF akan mencari akar utama permasalahan dari tragedi ini. Baginya, tragedi sudah sering terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Tetapi, investigasinya hanya ditekankan pada teknis penyelenggaraan.
"Sementara akar masalahnya tak tertangani. Ini menjadi pukulan bagi kita karena bukan hanya menjadi masalah nasional tapi juga menjadi sorotan dunia internasional," kata dia.
Temuan Komnas HAM
Tim investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM menilai penggunaan gas air mata sebagai awal penyebab terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam pun mempertanyakan soal perencanaan pengamanan dari kepolisian.
Anam menyatakan hasil penelusuran mereka hingga Rabu, 5 Oktober 2022, menemukan bahwa penembakan gas air mata membuat penonton panik. Padahal, menurut dia, situasi masih cukup terkendali pada beberapa menit setelah penonton mulai masuk ke lapangan.
"Jadi, gas air mata yang membuat panik," tuturnya di Malang, Jawa Timur, Rabu, 5 Oktober 2022.
Kepanikan itu berubah menjadi tragedi setelah Aremania, sebutan untuk suporter Arema FC, tak bisa keluar stadion. Sejumlah pintu stadion dalam kondisi terkunci sehingga mereka berdesak-desakan dan kehabisan oksigen.