TGB Dicoret dari Daftar Capres PA 212
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Madji menyatakan dirinya mendukung kepemimpinan Jokowi untuk dua periode, pada Rabu 4 Juli lalu. Padahal Gubernur NTB itu adalah anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Banyak yang menduga pernyataan TGB itu sebagai sinyal dirinya ingin digandeng Jokowi jadi wakilnya. Tetapi ada pula yang menduga, TGB di bawah tekanan.
Juru Bicara Presidium Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin pun bereaksi. Ia menyatakan, pihaknya mencoret nama TGB dari daftar calon presiden yang akan diusung oleh PA 212.
Alasan pencoretan lantaran TGB secara terang-terangan mendukung Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden dua periode.
“Kami coret kalau memang dia positif mendukung Jokowi. Karena buat kami itu harga mati untuk tidak mendukung Jokowi,” tegas Novel, Kamis kemarin.
Soal masuknya nama TGB dalam daftar calon presiden hasil Rakornas PA 212, kata Novel, diusulkan oleh peserta rakornas.
Novel menyatakan aspirasi peserta rakornas tak bisa ditolak. Meski berat, jajaran pengurus PA 212 akhirnya menerima nama TGB menimbang sosoknya sebagai seorang ulama dan pengalamannya menjabat gubernur.
“Kami menghargai peserta rakornas waktu itu. Ada segelintir yang mengusulkan nama TGB. Karena kami melihat ulama dan berpengalaman menjadi gubernur, kami harus menerima aspirasi mereka,” terangnya.
Sementara itu, TGB menegaskan dirinya sudah siap menerima segala risiko jika keputusannya itu bertentangan dengan kebijakan partai dan PA 212. Sebagai putra daerah NTB, pria 46 tahun ini merasa perlu untuk mendukung Jokowi.
“Ya saya harus siaplah. Jadi risiko apa pun harus siap dihadapi. Sepanjang keputusan untuk mendukung lahir dari pertimbangan objektif, kemaslahatan kita sebagai bangsa, kepentingan kita untuk menjaga momentum percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk yang ada di NTB,” tutur TGB.
Pria kelahiran 31 Mei 1972 ini menilai selama Jokowi memimpin, pencapaian kawasan ekonomi khusus Mandalika di NTB sudah berhasil dan apabila ada pergantian di level kepemimpinan nasional, maka akan terjadi kemandekan baik dari segi ekonomi maupun sosial di wilayah Mandalika dan juga NTB.