Tewas Saat Demo, Organ Tubuh Ma Kyal Sin Minta Didonorkan
Seorang remaja yang turut serta dalam aksi demonstrasi di Myanmar menjadi salah satu dari sekian banyak korban yang gugur. Ma Kyal Sin, gadis remaja itu, merupakan seorang penari dan juga juara dalam pertandingan Taekwondo.
Gadis berusia 19 tahun itu bergabung dengan para pengunjuk rasa anti kudeta di Myanmar pada Rabu, 3 Maret 2021.
Ma Kyal Sin tewas akibat tembakan di bagian kepala, saat para demonstran melakukan aksi di jalan Mandalay.
Utusan khusus PBB di Myanmar, dilansir The Age, Kamis, 4 Maret 2021, mengatakan sebanyak 28 orang tewas dalam tragedi berdarah pada hari Rabu tersebut.
Ma Kyal Sin terlihat menggunakan kaos lengan pendek berwarna hitam, dengan tulisan “everything will be OK” atau “Semuanya akan baik-baik saja”.
This 19yo protestor was shot and killed by military thugs today in Mandalay. Her shirt says “Everything will be OK”. Coca Cola bottle in her hand is to help to those who got hit by tear gas.
She sacrificed her life to teach us there is a hope.
This is a must-win revolution. pic.twitter.com/eOgVNYsP3c— Aung Naing Soe (@AungNaingSoeAns) March 3, 2021
Tulisan di kaosnya pun langsung menjadi viral di media sosial, karena banyak pengguna yang mengunggah foto-foto Ma Kyal Sin saat mengikuti aksi demonstrasi tersebut.
Salah seorang demonstran lain bernama Myat Thu, yang saat itu bersama Ma Kyal Sin, mengenang sosok gadis tersebut sebagai wanita pemberani yang menendang dan membuka pipa air, sehingga para demonstran bisa mencuci gas air mata yang mengenai mereka.
Selain menendang dan membuka pipa air, Ma Kyal Sin juga melemparkan gas air mata kembali ke Polisi.
“Ketika polisi menembak, dia bilang ‘duduk! Duduk! Peluru akan mengenaimu’. Dia peduli dan melindungi orang lain sebagai teman,” kata Myat Thu.
Dia mengatakan bahwa dirinya, Ma Kyal Sin, dan ratusan demonstran lain berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar, untuk mengecam kudeta dan meminta pembebasan pemimpin yang ditahan, Aung San Suu Kyi.
Sebelum Polisi melakukan serangan, Ma Kyal Sin sempat berteriak “kami tidak akan lari” dan “tidak boleh ada pertumpahan darah”.
Myat Thu mengatakan bahwa awalnya Polisi menembaki para demonstran dengan air mata, sebelum menembakkan peluru.
Dia mengungkapkan bahwa para demonstran terpencar setelah tembakan Polisi, dan dirinya kemudian mendapatkan pesan bahwa seorang gadis telah tewas.
“Saya tidak tahu bahwa itu adalah dia (Ma Kyal Sin),” ucap Myat Thu.
Tidak hanya disoroti karena keberaniannya, pesan yang dituliskan Ma Kyal Sin dalam sebuah surat juga mengundang perhatian para pemilik akun media sosial.
Dalam surat tersebut, Ma Kyal Sin menuliskan bahwa golongan darahnya adalah B positif, dan meminta agar organnya didonorkan jika dirinya tidak selamat dalam aksi demonstrasi tersebut.
“Jika saya terluka dan tidak dapat kembali ke kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan mendonorkan bagian tubuh yang tersisa, untuk seseorang yang membutuhkannya,” tuturnya dalam surat tersebut.
Saat ini, 'Rest In Power' pun menempati trending Twitter untuk mengenang aksi heroik remaja bernama Ma Kyal Sin tersebut.