Tewas di Laut Arafura, Jenazah Nakhoda Dibawa ke Probolinggo
Hendrik, nakhoda kapal asal Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) diduga tewas karena tersengat listrik di kapal, pada 10 Oktober 2021. Jenazah pria 65 tahun itu akhirnya didaratkan di Probolinggo, Jawa Timur, hari ini, Selasa, 2 November 2021.
Butuh waktu selama 24 hari untuk membawa jenazah nakhoda Kapal Motor (KM) Pulau Kijang dari perairan Laut Arafura, Papua, hingga Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo. Kini jenazah Hendrik dalam proses autopsi di kamar mayat RSUD dr. Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.
Kepala Pos Kemanan Laut (Kamla) Mayangan, Lettu Laut Pelaut Eko Meiyanto mengatakan, pihaknya hanya mengamankan evakuasi jenazah dari perairan Probolinggo, menuju pelabuhan. “Selanjutnya jenazah dibwa ke kamar mayat RSUD untuk diautopsi,” ujarnya.
Informasinya, korban bekerja sebagai nakhoda di kapal milik PT Berkah Aneka Laut. Hendrik mengalami kecelakaan kerja saat memperbaiki instalasi listrik di kapalnya. Dia diduga tersengat listrik (kesetrum) saat memperbaiki charge accu di kapal, 10 Oktober 2021 lalu.
Salah seorang ABK KM Pulau Kijang melalui telepon menginfokan kepada pemilik kapal PT Berkah Aneka Laut. Intinya, nakhoda Hendrik meninggal dunia secara mendadak saat kapal sedang berlayar di Perairan Laut Arafura dengan koordinat L: 07⁰ 15′ 14.54″ B: 138⁰ 18′ 35.26″ U.
“Kecelakaan kerja, waktu membetulkan cas aki kapal. Dadanya sampai bolong dan jempol tangannya mengering,” kata nakhoda pengganti, Sucipto.
Hal senada Oki, saudara korban dan Udin, ABK. “Saat Tekong Yu (panggilan Hendrik) kesetrum para ABK tidak tahu, soalnya mereka sedang sibuk bekerja,” ujar Udin.
“Kapal yang dinakhodai saudara saya ini sedang menjemput ikan di kapal penangkap di daerah perairan Papua. Tiba- tiba saya mendapat kabar bahwa saudara saya ini meninggal," sambung dia.