Tes Acak, Seorang Siswa SD di Banyuwangi Positif Covid-19
Seorang siswa SD di Banyuwangi terkonfirmasi positif Covid-19. Hasil ini diketahui dalam pelaksanaan tes antigen secara acak yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi.
Tes antigen acak ini menyasar 3.000 pelajar yang melaksanakan pertemuan tatap muka (PTM). Sampel diambil secara acak dari semua jenjang sekolah mulai SD, SMP hingga SMA.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dokter Widji Lestariono menyatakan, dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan PTM di Banyuwangi, Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi melakukan sampel testing terhadap siswa yang melakukan PTM.
Tes acak ini dilakukan pada semua jenjang sekolah mulai SD, SMP, dan SMA. “Ada 3.000 sampel yang kami lakukan test dan sudah selesai semua tanggal 6 (November 2021) kemarin,” jelasnya, Kamis, 11 November 2021.
Dari hasil tes antigen secara acak terhadap 3.000 sampel itu, menurut pria yang akrab dipanggil Rio ini, ada satu sampel yang dinyatakan positif Covid-19. Sampel yang positif ini merupakan siswa SD di wilayah Kecamatan Muncar. “Itu terjadi pada siswa SD dan segera kami lakukan tindak lanjut terhadap yang bersangkutan,” tegasnya.
Karena siswa tersebut kategori tanpa gejala, rekomendasi Satgas Penanganan Covid-19 yang bersangkutan harus isolasi mandiri di rumahnya. Sesuai aturan, siswa tersebut harus melakukan isolasi mandiri selama 10 hari terhitung dia dinyatakan positif.
Alumnus Universitas Airlangga ini menjelaskan, begitu diketahui ada sampel yang positif, Satgas langsung melakukan tracing terhadap kontak erat siswa tersebut. Tracing dilakukan terhadap teman sekelasnya, guru, dan juga kontak erat yang ada di rumahnya.
“Total ada 27 orang yang dilakukan testing dari hasil tracing yang dilakukan terhadap siswa tersebut,” jelas pria yang juga Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi ini.
Kabar baiknya, dari seluruh kontak erat yang dilakukan testing, seluruhnya dinyatakan negatif. Sehingga Satgas tetap memberikan rekomendasi PTM di sekolah tersebut tetap bisa dilanjutkan. Hanya saja, Satgas memberikan penekanan agar sekolah tersebut harus lebih memperhatikan pelaksanaan protokol kesehatan.
“Karena hasil testingnya negatif semua, maka pelaksanaan PTM tetap bisa direkomendasikan dilanjutkan. Cuma kami minta protokol kesehatan diperketat lagi,” tegasnya.
Terkait temuan siswa yang dinyatakan positif covid-19 ini, salah seorang warga yang anaknya mengikuti PTM, Ani Rahayu, mengatakan, temuan ini harus menjadi bahan evaluasi bagi semua orang. Tidak hanya sekolah tetapi juga wali murid. “Semua harus saling mengingatkan agar protokol kesehatan benar-benar dilaksanakan baik di rumah maupun di sekolah,” katanya.
Dia menambahkan, sudah lama pelaksanaan belajar mengajar dilakukan secara daring. Kondisi ini membuat banyak anak jenuh. Olah karena itu, kata dia, saat PTM sudah bisa dilaksanakan, meski masih secara terbatas semua orang harus ikut memastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan secara ketat. “Sebagai orang tua ya tentu khawatir. Maka dari itu harus tertib protokol kesehatan kesehatan, pakai masker,” ujarnya.