Pesan Moral Jawa dan Islam dalam Sogan Batik Jogja
Enam peragawati tampil. Mengenakan busana aneka model. Dress, skirt maupun outer. Busana dengan nuansa warna tanah coklat, mocca dam hitam. Ada tulisan huruf Jawa di setiap busana. Ada yang motif batik dan “tercetak“ langsung pada kain. Ada yang aplikasi, tempelan kain yang dijahit di atas busana. Penggunaan huruf Jawa ha na ca ra ka beserta ornamen khas Jawa menjadi ciri khasnya.
Kalau pun tanpa disebut oleh pembawa acara Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Jogja 2021, atau pun dituliskan nama perancangnya di backdrop, para pecinta busana muslim banyak yang paham. Busana tersebut adalah rancangan Iffah M Dewi. Salah satu perancang busana yang mengangkat kekuatan warisan tradisional, batik, ke industri kreatif hingga mancanegara.
Sogan Batik Jogja
Dengan bendera Sogan Batik, Iffah memulai usaha sejak lulus mahasiswa, dengan memanfaatkan rumah warisan neneknya sebagai workshop. Kreasinya yang unik, dengan story telling menarik, mengantarkannya menjadi desainer busana muslim yang patut diperhatikan. Kini, salah satu “cabang“ Sogan Batik ada di Perth, Australia.
Akhir September 2019, sebelum pandemi, Iffah dengan rancangannya juga sempat tampil di Paris. Dengan delapan koleksi rancangan yang diberi nama Assalamualaikum Paris, ia tampil di ajang KOD MODE Day Paris Fashion Show. Ini adalah sebuah ajang bergengsi yang diadakan oleh asosiasi fesyen yang berpusat di Paris, KOD MODE.
Dalam setiap rancangannya, Iffah selalu berusaha menyampaikan pesan kebaikan. Baik itu berasal dari kebajikan lokal Jawa, agama Islam, maupun khasanah Islam dari negeri lain.
Misalnya ia mengusung makna spiritual yang dibawa oleh para wali dalam menyebarkan agama Islam menjadi dasar kreasi batiknya. Ia wujudkan pada motif batik AlQudsi AlJawi yang menggambarkan ajaran ajaran Sunan Kudus.
Motif AlQudsi dalam Sogan Batik Jogja
Motif AlQuds dalam karya batiknya ini menceritakan kisah kearifan, kedalaman ilmu dan akhlaq yang mulia dari sosok Sunan Kudus. Yakni menggunakan cara-cara yang lembut dan penuh toleransi dalam dakwahnya.
Iffah juga pernah mengangkat khasanah keislaman Turki, Persia pun Saudi Arabia. Eksplorasi khasanah Turki menjadi beberapa karya. Seperti Sarakarta Skirt, Alauddin Dress, Meriem Abaya, Ottoman Pants, Qonuni coats dan lain-lain.
Pesan kebaikan itu juga diusungnya saat mendapat kesempatan dari Bank Indonesia Perwakilan DIY untuk tampil pada Muffest Jogja 2021, Sabtu, 10 April 2021. Malam itu, Muffest dengan tema ‘Recovery for Fashion Industry in Jogja’, ditutup dengan fashion show 10 desainer. Mulai dari Afif Syakur, Dewi Roesdji, Eva Rosalina, Hendri Budiman, Lanny Amborowati, Luffi Luvnic, Mia Ridwan, Sofie R, Yuliana Fitri dan Iffah M Dewi.
Iffah menyampaikan pesan kebaikan atau nasehat bijak yang ada pada masyarakat Jawa. Nasehat bijak tersebut adalah sabar, sareh, sumeh, semeleh. Sebagai orang Islam, Iffah pun memasukkan nilai agama yang dianutnya itu ke dalam kebijakan Jawa tersebut.
Sikap sabar, secara umum diartikan menahan diri dari segala bentuk keburukan. Dalam menguraikan sikap sabar itu, Iffah mengurai sabar dalam tiga bentuk. Yakni sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi musibah, dan sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat.
Filosofi Sabar, Sareh, Sumeh, Semeleh
Kemudian, alumnus Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta ini juga menguraikan tentang sareh. Sareh itu tenang, tidak mudah panik dan terganggu dengan keadaan. Sedangkan sumeh berarti mudah tersenyum. Atau maknanya mudah membuat hati tersenyum. “Kalau semeleh itu berserah diri, tawakal,“ urai Iffah.
Kata-kata bijak nasehat Jawa itu, tergambar dalam setiap desainnya. Tema “Semeleh“ yang diangkat pada malam itu, diwujudkan dalam beragam busana. Lagi-lagi, Iffah menarasikan berbagai desain busana yang ditampilkan tersebut dengan story telling. Ada cerita di balik pilihan jenis busana yang ditampilkan.
Saat menghadirkan dress melebar dengan lengan mengembang (puff sleeves), Iffah ingin menggambarkan bahwa masyarakat Jawa pun mendapatkan pengaruh dari berbagai kebudayaan. Salah satunya pengaruh dari negara Eropa. Maka ia hadirkan dress melebar itu, dengan lengan mengembang ala zaman Hindia Belanda.
Sedangkan, pengaruh dari negara Timur Tengah (pedagang Arab) ia adopsi untuk caftan outer.
Busana dengan nuansa warna tanah coklat, mocca dam hitam pun dipilih. Untuk menggambarkan karakter masyarakat Jawa yang rendah hati, membumi, menjaga nilai nilai luhur namun juga terbuka dengan ilmu pengetahuan dan dunia luar.
Seperti biasanya, Iffah menggunakan material katun dan rayon, tenun lurik, teknik batik dan tie dye untuk karya-karyanya. Variasi teknik dan bahan tersebut diaplikasikan pada dress, skirt maupun outer.
Mengapa temanya Semeleh? Iffah punya jawaban konstekstual. “Koleksi ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar bersikap sabar, sareh, sumeh dan semeleh dalam menghadapi situasi pandemi ini. Sehingga kita bisa melaluinya bersama sama dengan baik dan bernilai ibadah.“
Ya, Iffah dengan Sogan Batik, terlihat konsisten berkarya. Mengangkat nilai tradisi reliji di dunia batik dan fashion. Bidang yang termasuk industri kreatif yang bisa menyerap. banyak tenaga kerja produktif.
Pesan Moral Agama dalam Batik
Ia juga konsisten dengan pesan-pesan moral dan agama. Juga kearifan lokal sebagai identitas Bangsa Indonesia. Pesan-pesan tersebut dengan lugas disampaikan melalui motif dan detail desain busana sehingga bisa mudah diingat. Harapannya bisa menjadi ajakan untuk lebih baik. Sekaligus promosi untuk mengangkat busana muslim lebih memasyarakat dan mendunia.
“Kami optimistis jika fashion muslim Indonesia berpotensi untuk naik ke level global. Kekhasan kisah-kisah sejarah Indonesia dipadukan dengan nilai-nilai kebaikan universal yang ada dalam Islam bisa dikemas indah dalam desain busana muslim modern. Hal ini mulai digemari di pasar global seiring dengan bertumbuhnya kesadaran-kesadaran untuk berpakaian tertutup dan sopan (modest).“
Jika melihat karya Iffah melalui Sogan Batik, terlihat jelas ia sangat berkomitmen tidak hanya menyuguhkan sebuah karya batik saja. Melainkan, juga menarasikan pesan sejarah Nusantara dan Islam dunia yang kaya akan hikmah di balik setiap motif Batik dan desain busana. Nilai-nilai inilah yang dijadikan pakem utama dalam mengembangkan motif.
Di sisi lain, setiap proses produksi batik baik dari desain, pola, pembatikan, pewarnaan, penjahitan sampai dengan selesai selalu diiringi dengan zikir. Kebiasaan ini yang kemudian menasbihkan Sogan Batik dengan sebutan “Batik berzikir”.
Iffah selalu menegaskan bahwa motivasi awal dalam bersyiar melalui fashion adalah untuk mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan karyawannya. Tapi, harapan kemudian diusung, semoga syiar melalui fashion ini juga bisa mengajak kebaikan bagi masyarakat di Indonesia maupun di dunia.