Terus Diganggu, Nasdem Optimis Anies Melaju ke Pilpres 2024
Partai Nasdem dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan terus berikhtiar untuk menyelamatkan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan, yang terus mendapat gangguan dari dalam maupun dari luar koalisi.
Gangguan itu diyakini bertujuan untuk menjegal Anies jangan sampai ikut Pilpres 2024. "Saya sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasdem merasakan nuansa itu," kata Ketua Partai Nasdem Effendy Choirie (Gus Coy) kepada Ngopibareng.id, Selasa 6 Juni 2023.
Menurut Gus Coy, munculnya gangguan atau rong-rongan tersebut didorong oleh tidak konsistennya anggota partai koalisi terhadap konsensus yang telah ditandatangani bersama. Salah satu pasalnya soal cawapres
Dalam konsensus ditegaskan keputusan akhir cawapres diserahkan sepenuhnya kepada bacapres Anies Baswedan. Syaratnya bisa bekerja sama serta dapat menambah kekuatan untuk memenangkan Anies dalam Pilpres.
Kata Gus Coy, di tengah perjalanan ada pihak yang memaksakan kehendak atau menggertak supaya mencalonkan Ketua Partai Demokrat AHY sebagai bakal cawapres pendamping Anies.
"Saya pribadi memaknai gertakan itu AHY jadi cawapres, atau keluar dari koalisi, sehingga Anies tidak bisa maju. Kemungknan lain ada pihak luar yang menyusupkan agenda lain, supaya Anies kalah," kata Gus Coy.
Desakan agar Anies Baswedan segera mengumumkan bakal calon wakil presidennya mulai muncul di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum atau Bapilu Partai Demokrat, Andi Arief mengusulkan agar Anies mengumumkan cawapresnya pada bulan ini.
Usul ini datang seiring survei yang tak menggembirakan bagi kubu pendukung Anies itu. Terakhir Indikator Politik Indonesia merilis surveinya dengan hasil Anies menempati urutan ketiga setelah Prabowo dan Ganjar Pranowo.
Dalam survei itu Anies memperoleh suara 18,9 persen. Sedangkan Ganjar mendapat 34,2 persen dan Prabowo memuncaki survei dengan 38 persen.
"Memang ada kecenderungan menurun dari survei indikator. Dugaan kami adalah lambannya proses deklarasi," ujar Andi Arief saat dihubungi, Senin, 5 Juni 2023.
Andi mengatakan, jika pada bulan ini deklarasi cawapres tak kunjung ditunaikan, Partai Demokrat bakal mengevaluasi dukungannya untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Meski demikian, Andi tak menjelaskan apakah maksud dari evaluasi itu. Namun tak sedikit yang mengartikan Demokrat berpeluang meninggalkan koalisi yang juga dihuni Partai Nasdem dan PKS tersebut.
Gus Coy mengatakan kalau Anies gagal ikut Pilpres, maka yang sangat diuntungkan adalah bacapres Gerindra Prabowo Subianto dan bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Sebab itu, dibuatlah manuver politik untuk menjegal Anies. "Suka atau tidak suka faktanys seperti itu," katanya.
Ganjar - Prabowo Aman
Mantan Politisi PKB ini menyebutkan Posisi Ganjar dan Prabowo ikut Pilpres 2024 cukup aman. Ganjar yang diusung PDIP bisa melenggang tanpa koalisi. Sedangkan PKB, teman koalisi Gerindra, untuk mengusung Prabowo, cukup solid.
Meskipun kemungkinannya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak menjadi cawapres, tapi Muhaimin sudah 'dijinakkan' Prabowo. Tapi mantan wartawan itu tidak menjelaskan Prabowo menjinakkan Muhaimin dengan apa.
Politisi Nasdem yang pernah duduk di Komisi III FKB DPR RI itu berharap ujung dari pertarungan di Pilpres nanti Prabowo atau Anies Baswedan.
"Kalau yang masuk putaran dua nanti Anies Baswedan, maka dukungan terhadap Prabowo akan dialihkan ke Anies. Sebaliknya kalau yang masuk putaran dua Pak Prabowo, maka suara dukungan Anies akan dialihkan pada Pak Prabowo. Sekarang PDIP waktunya kalah," kata Gus Coy sambil tertawa.
Advertisement