Terungkap, SR Minta Bersetubuh Dengan 2 Anaknya Seminggu 3 Kali
Polisi memastikan Sri Wahyuni (SR), 36 tahun, perempuan yang tega membunuh balita serta meminta hubungan inses dengan dua anak kandungnya, tidak mengalami gangguan jiwa.
Kepastian ini disampaikan dokter spesialis jiwa RSUD Syamsudin Sukabumi, Tommy Hermansyah. Menurut dia, ibu dan dua anak kandungnya semuanya dalam keadaan normal.
"Tidak ada gangguan kejiwaan. Saya sudah lakukan anamnesa selama dua jam. Ternyata tidak ada gejala gangguan kejiwaan. Sudah kami cek lagi, digali lagi dari awal hingga akhir, secara psikiatri sehat tidak ada gangguan," kata Tommy.
Terkait hubungan gangbang antara SR dan dua anak lelakinya, Tommy mengaku masih mendalaminya. Namun kesimpulan sementara hubungan badan ini lebih disebabkan dorongan pengaruh dari media sosial.
"Ketika saya tanya kenapa ke anak 5 tahun, katanya karena faktor media sosial. Tapi saya terlalu dini kalau ngomong ada penyimpangan seksual," ujarnya.
Terkait hubungan inses antara ibu dan dua anaknya, terungkap bahwa hubungan badan itu terjadi bukan paksaan. Namun ketika si ibu meminta dan si anak menyukainya maka hubungan itu berlangsung.
Dari keterangan tersangka hubungan itu berlangsung sekali sehari dan seminggu tiga kali. "Si Ibu minta ke anak 14 dan 16 tahun ini sekali sehari dan seminggu tiga kali. Itu keterangan si anak," kata dia.
Sekedar diketahui, berbagai fakta mengejutkan terungkap di balik aksi pembunuhan terhadap NP, bocah perempuan yang baru berusia 5 tahun di Sukabumi, Jawa Barat. Selain dibunuh oleh ibu tirinya, korban ternyata juga diperkosa oleh dua kakak angkatnya.
Bahkan, sebelum dibunuh, korban ternyata kerap menjadi pelampiasan hasrat seksual dua kakak angkatnya.
Pemerkosaan terhadap korban bahkan sudah berlangsung selama tiga bulan sebelum akhirnya korban dibunuh. "Dua kakak angkat korban kerap memperkosa selama tiga bulan belakangan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi, Selasa 24 September 2019.
Yang lebih mencengangkan, pemerkosaan ini juga diketahui oleh SR, 36 tahun, ibu kandung dua pelaku yang juga ibu tiri dari korban.
Bahkan beberapa kali, SR-lah yang memerintahkan dua anaknya yang masih berusia 16 dan 14 tahun untuk memperkosa korban.
"Entah apa motifnya, bahkan ada beberapa kali pemerkosaan dilakukan oleh dua pelaku di hadapan SR sendiri," kata Nasriadi.
Yang lebih memprihatinkan, dari hasil pemeriksaan juga diketahui bahwa SR ternyata juga kerap meminta dua anaknya ini untuk melakukan inses atau berhubungan badan dengan dirinya.
Saat ditanyai terkait aksi inses terhadap dua anaknya ini, SR hanya mengaku polos. "Ndak tahu Pak, hanya kepengen gitu saja berhubungan dengan anak-anak. Suami saya sudah tidak mampu memuaskan saya," ujar SR.
Selama ini, SR dan suaminya yang merupakan pekerja serabutan terpaut usia 30 tahun. Hubungan badan antara ibu dan anak kandung ini terjadi begitu saja ketika sedang asyik menonton TV.
Biasanya adegan seksual antara SR dan dua anaknya terjadi ketika suami SR sedang tidak di rumah. "Lebih banyak berhubungan dengan yang gede karena sudah 16 tahun, kalau sama yang 14 tahun hanya 2 kali berhubungan," ujar SR.
Yang paling mengherankan, SR juga pernah berhubungan badan dengan cara gangbang dengan dua anak lelakinya.
Sekadar diketahui, pembunuhan dan perbuatan tidak manusiawi ini dilakukan SR dan dua putranya terhadap NP, 5 tahun pada Minggu, 22 September 2019.
Pembunuhan terjadi ketika NP selesai mandi sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, kakak korban yang berusia 14 tahun melakukan pemerkosaan terhadap korban yang masih mengenakan handuk.
Saat pemerkosaan datanglah kakak pertama yang berusia 16 tahun dan bergiliran ikut melakukan pemerkosaan. Saat diperkosa, SR datang dan melihat NP merintih namun malah memukuli NP.
Tak hanya dipukul, korban juga dicekik hingga tewas. Usai tak bernyawa, korban lantas dipakaikan baju, celana dan sandal lalu mayatnya dibuang ke Sungai Cimandiri.
Pada pukul 13.00 WIB, jasad korban ditemukan warga. Polisi segera mengenali korban dan memeriksa keluarga korban.