Terungkap, Penyebab Taisei Marukawa Tinggalkan Persebaya
Sampai saat ini, pertanyaan seputar penyebab di balik kepergian Taisei Marukawa ke PSIS pada akhir musim lalu masih menggelayut di benak publik Surabaya. Apalagi, tekad manajemen Persebaya mempertahankan jasa pemain Jepang tersebut sangat kuat.
Seperti diketahui, Taisei memilih hengkang ke PSIS meski Persebaya berupaya keras untuk membujuknya. Kedatangan Taisei ke Mahesa Jenar pun diumumkan hanya sehari setelah pertandingan terakhir kompetisi Liga 1 2021/2022.
Persebaya pun merasa sangat kehilangan. Begitu pula Bonek Mania. Mereka seperti tersambar kilat di siang bolong lantaran harapan mereka agar Taisei tetap berseragam hijau-hijau di musim depan kandas.
Hal itu tak lepas dari aksi mengesankan legiun impor asal Jepang ini di sepanjang musim lalu. Liat dan ulet dalam mengolah si kulit bundar, Taisei memiliki naluri gol yang sangat mematikan. Penampilan ciamik Taisei pun banyak mengundang decak kagum para pengamat dan publik sepak bola Tanah Air.
Taisei pun menjadi ikon baru Bajul Ijo bersama bintang muda Marselino Ferdinand. Hal ini tak lepas dari kotribusi besarnya untuk Persebaya. Dengan total 17 gol ia koleksi, Taisei juga menahbiskan dirinya sebagai top skor Persebaya.
Sayang, dengan kualitas yang ia miliki, Taisei harus pergi setelah hanya semusim bermain untuk panji-panji Persebaya. Bonek Mania pun ramai-ramai menyayangkan keputusan pemain bernomor punggung 10 itu meninggalkan Persebaya.
Selain bersedih, tak sedikit pula yang menyalahkan manajemen Bajul Ijo atas kegagalan mereka mempertahankan Taisei. Padahal, dari pengakuan Aji Santoso, manajemen dan dirinya sudah mati-matian meminta Taisei bertahan. Bahkan upaya itu sudah mereka lakukan jauh-jauh hari. Tapi tetap saja gagal.
Barter dengan Pratama Arhan?
Bila dirunut kembali ke belakang, ada yang ganjil dengan kepindahan Taisei Marukawa ke PSIS Semarang. Pasalnya, keputusan Taisei ini cukup mengejutkan lantaran klub yang ia pilih bukanlah tim dengan nama dan tradisi besar, khususnya di Liga 1.
Beragam pertanyaan pun bermunculan. Mulai, kenapa harus ke PSIS? Ada apa dengan PSIS? Berapa besaran kontrak yang ditawarkan PSIS? Dan banyak lagi lainnya.
Wajar bila pertanyaan itu bermunculan, karena tak sedikit yang meyakini bahwa banyak klub Liga 1 lain yang juga 'ngiler' untuk mendapatkan tanda tangan Taisei.
Sejauh ini, spekulasi yang berkembang menyebut kepindahan Taisei karena kepincut dengan uang yang dijanjikan PSIS. Sampai-sampai namanya diubah menjadi Taisei Moneykawa karena dianggap mata duitan.
Namun, pengakuan Aji Santoso yang menyebutkan Taisei menolak kenaikan gaji lima kali lipat yang ditawarkan Persebaya secara otomatis menggugurkan tudingan tersebut.
Yang harus dipahami, pada sepak bola profesional, kedatangan dan kepergian pemain merupakan hal biasa. Sebab, kehadiran seorang pemain di suatu klub dipengaruhi banyak hal, mulai dari agen, pelatih, rekan setim, sponsor, dan pada beberapa kasus orang-orang terdekat pun dapat menjadi penentu apakah sang pemain sebaiknya bertahan atau hengkang dari satu klub.
Bila dilihat lebih jeli, dalam kasus kepindahan Taisei Marukawa ke PSIS, bisa jadi karena ada faktor lain yang tak bisa ditolak oleh sang pemain. Sebab, meski tidak ada konfirmasi resmi dari PSIS, ada kemungkinan keterlibatan KBRI Tokyo dalam proses kepindahan sayap mungil nan gesit itu ke PSIS.
Kaitannya dengan kepindahan Pratama Arhan dari PSIS ke klub kasta kedua Liga Jepang, Tokyo Verdy, pada 25 Maret lalu. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa Taisei dibarter dengan Pratama. Sehingga berapa pun nilai yang disodorkan Persebaya, tentu Taisei tak berani menolak.
Tanda-tanda lainnya, meski sudah berstatus sebagai pemain Tokyo Verdy, Pratama Arhan masih menjadi brand ambassador PSIS Semarang. Andai benar, wajar bila Taisei tak sanggup menolak tawaran PSIS karena ada campur tangan “pemerintah dua negara" dalam prosesnya.