Terungkap, Motif Pelaku Penembakan Brutal di Kanada
Penembakan brutal berlangsung di Kanada pada Sabtu 18 April 2020 dan menewaskan 22 orang. Sumber kepolisian menyebut jika pelaku melakukan penembakan setelah gagal menganiaya kekasihnya yang berhasil kabur.
Melalui keterangan yang singkat, polisi menjelaskan jika kekasih pelaku saat itu kabur ke dalam hutan, setelah bisa meloloskan diri dari ikatan. Perempuaan yang tak disebutkan namanya itu kini sedang dalam masa pemulihan akibat lukanya, dan bekerjasama dengan kepolisian.
"Ini adalah serangan berbahaya, dan perempuan itu berhasil kabur. Dan mungkin itu menjadi katalis yang memicu penembakan brutal," kata Darren Campbell, anggota polisi Nova Scotia, dalam konferensi pers.
"Namun, kami terbuka dengan berbagai kemungkinan, termasuk jika pelaku telah merencanakan penembakan ini," katanya.
Setelah perempuan itu berhasil kabur pada Sabtu petang, ia bermalam di hutan tak jauh dari Portapique, Nova Scotia. Dia kemudian keluar dari persembunyiannya pada Minggu pagi untuk menelepon 911 pada pukul 6.30.
Saat itu, pelaku penembakan yang bernama Gabriel Worthman telah menewaskan 13 orang. Menggunakan seragam polisi sambil mengendari mobil yang menyerupai milik kepolisian, pelaku melanjutkan menembak sembilan korban lagi sebelum ditangkap dan ditembak mati di sebuah stasiun gas, 90 kilometer dari Portapique.
"Saya bertugas di kepolisian selama hampir 30 tahun, dan tak ada yang paling mengerikan selain mencari seseorang yang menyerupai kami," katanya, dialihbahasakan dari Reuters, Sabtu 25 April 2020.
Dalam peristiwa itu, polisi menerima kritik lantaran dianggap terlambat memberikan peringatan pada warga. Pada kejadian yang berlangsung selama 13 jam sejak Sabtu, polisi baru memberikan peringatan lewat media sosial pada Sabtu petang.
Terkait kritik itu Campbell mengatakan jika semua keluarga korban penembakan di Kanada , "berhak marah, kami terus berusaha untuk lebih baik,”.