Terungkap, Begini Kronologi Kebohongan Ratna Sarumpaet
Lewat kuasa hukumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengungkap beberapa fakta terkait kebohongan Ratna Sarumpaet.
"Stafnya (Ratna) awalnya minta Said datang ke rumah Ratna. Dia bilang Ratna habis dianiaya," kata Sahroni, kuasa hukum Said Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Selasa 9 Oktober 2018.
Telpon dari Staf Ratna Sarumpaet pada Said dilakukan pada Jumat malam, 28 September 2018 sekitar pukul 22.00 WIB.
Telpon pertama tidak digubris Said dengan alasan lelah. Pada telpon kedua, Said baru mengangkatnya.
Saat itu, ketika staf Ratna berbicara, di ujung telepon juga terdengar Ratna Sarumpaet menangis.
Mendengar kabar Ratna habis dipukuli dengan bumbu suara tangisan Ratna, Said malam itu juga mengajak seorang temannya mendatangi rumah Ratna Sarumpaet di Kampung Melayu.
Sampai di rumah Ratna, drama dimulai ketika Ratna menceritakan proses pemukulan sambil menangis. Said-pun spontan minta Ratna melapor ke polisi, namun langsung ditolak dan malah minta Said agar Ratna dipertemukan dengan Prabowo Subianto.
Keesokan harinya atau pada hari Sabtu 29 September 2018, Said lantas mengirim pesan ke ajudan Prabowo: Sampaikan kepada bapak, kakak Ratna Sarumpaet ingin bertemu. Pesan dari Said ini disertai foto wajah Ratna yang penuh lebam.
Namun pesan dari Said ini baru dibalas Prabowo pada Senin 1 Oktober dan menyanggupi untuk bertemu Ratna pada Selasa 2 Oktober 2018.
Sekadar diketahui, drama kebohongan inipun lantas berujung pada pengakuan Ratna Sarumpaet pada Rabu 3 Oktober 2018.
Ratna Sarumpaet-pun akhirnya ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta ketika hendak terbang ke Cile untuk menghadiri undangan konferensi perempuan penulis naskah drama sedunia. (man)
Advertisement