Tertarik Kerjasama Nanoteknologi Iran, Ini Langkah Strategis RI
Indonesia dan Iran mempunyai hubungan kebudayaan dan teknologi yang telah terjalin lama. Kini, Indonesia tertarik untuk mengembangkan kerja sama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya terkait dengan alih teknologi bersama Iran.
Guna menjajaki tujuan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Islam Iran, Ronny Prasetyo Yuliantoro melakukan kunjungan ke Iran Nanotechnology Innovation Council (INIC) pada Senin 28 Juni 021.
Pada kesempatan istimewa itu, Ronny Yuliantoro melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal INIC Prof. Saeed Sarkar.
“Pertemuan membahas perkembangan dan tindak lanjut kerja sama Indonesia–Iran di bidang nanoteknologi (Nano-Technology) farmasi dan alat Kesehatan, serta kerja sama pengembangan sumber daya manusia di bidang nanoteknologi,” ujar Ronny Yuliantoro dalam keterangan resmi diterima Ngopibareng.id, Rabu 30 Juni 2021.
Kunjungan Kedua Belah Pihak
Dijelaskan Ronny, Indonesia dan Iran telah menandatangani kesepakatan Pengaturan Teknis antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan INIC tentang Pengembangan Nanoteknologi, Bioteknologi, dan Produk Sel Punca disela-sela kunjungan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ke Teheran pada 15 September 2019.
“Pada Maret 2020, kedua pihak juga telah sepakat untuk memperluas kerja sama dalam mendorong investasi bersama di bidang kecerdasan buatan, alat kesehatan berteknologi tinggi serta fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu kerja sama konkret kedua negara yakni pengembangan Pusat Bedah Robotik di Indonesia, yang saat ini tengah dalam proses,” paparnya.
Memperluas Kerja Sama Mencerdaskan: Nanoteknologi
Sektor nanoteknologi Iran telah berkembang pesat selama 20 tahun terakhir.
Berdasarkan jumlah publikasi ISI, Iran merupakan negara dengan publikasi terbanyak ke-4 di dunia dengan 12.190 publikasi ISI (International Scientific Indexing) pada tahun 2020.
“Ke depan, kerja sama Indonesia–Iran di bidang nanoteknologi perlu diarahkan pada bidang pembangunan sumber daya manusia, melalui kerja sama Joint Research, dan pertukaran staff pengajar dan peneliti, penyelenggaraan seminar dan workshop” pungkas Ronny Yuliantoro.
Advertisement