Wisma Atlet Kemayaron Jadi RS Pasien Corona, Siap 2.400 Kamar
Pemerintah terus menyiapkan berbagai langkah guna menghadapi pandemi Virus Corona. Sebanyak 2.400 kamar lebih di Wisma Atlet Kemayoran kini disiapkan untuk menampung pasien positif Corona.
Juru bicara presiden Fadjroel Rachman
mengatakan, saat ini ada beberapa prioritas pemerintah dalam masa siaga COVID-19. Kesehatan masyarakat menjadi fokus utama pemerintah.
"Paling penting Presiden Jokowi mengatakan ada 3 prioritas dalam siaga COVID sekarang. Pertama terkait dengan kesehatan. Jadi kami mengerahkan segala daya upaya dalam menyelamatkan kehidupan masyarakat. Jadi menyediakan obat-obatan, alat kesehatan, termasuk juga sarana," kata Fadjroel ketika dihubungi Ngopibarang.id Minggu 22 Maret 2020.
Fadjroel juga menjelaskan, mulai Senin 23 Maret 2020, ada 2.400 tempat tidur di Wisma Atlet Kemayoran yang sudah siap beroperasi guna menampung pasien positif Corona.
"Seperti saat ini kami menyiapkan sarana, salah satunya Wisma Atlet Kemayoran. Di sana kalau 10 tower itu bisa dipakai 22.200 orang. Hari Senin esok bisa dipakai sekitar 2.400 kamar," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi telah menyiapkan infrastruktur untuk penangan Corona atau COVID-19. Jokowi mengatakan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, akan dijadikan rumah sakit darurat dan rumah isolasi pasien.
"Wisma atlet Kemayoran siap dijadikan rumah sakit darurat COVID-19 dan juga sebagai rumah isolasi pada nanti Sabtu malam, 21 Maret 2020," kata Jokowi di Istana Merdeka dalam siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat 20 Maret 2020.
Untuk memutus mata rantai penularan Virus Corona Pemerintah RI juga menerapkan tes Corona COVID-19 secara massal dengan metode rapid test. Tes cepat ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel darah.
Pemerintah telah memesan 2 juta rapid test dari China. Baru tiba 2000 dan langsung dugunakan.
Juru bicara pemerintah khusus Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, rapid test massal ini bukan untuk mendiagnosis apakah seseorang positif atau tidak terkena virus corona COVID-19. Tidak semua orang akan diperiksa Covid-19. Namun, hanya mereka yang beresiko.
"Tes Corona massal ini baru tahap skrining saja, bukan untuk deteksi atau diagnosis pasti orang yang bersangkutan positif atau tidak kena COVID-19," kata Achmad Yurianto saat dihubungi ngopibareng.id Sabtu 21 Maret 2020 malam.
Di beberapa daerah juga dilakakun pembagian masket, cairan pencuci tangan dan penyemprotan desinfekta di tempat tempat ibadah.
Advertisement