Ternyata, Ganja Sintetis Juga Diolah di Malang dan Nganjuk
Wakil Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim, AKBP Nasriadi mengatakan bahwa tempat pembuatan ganja sintetis itu tidak hanya berlangsung di Surabaya saja, melainkan di beberapa daerah di Jawa Timur.
Dari keterangan ARN, salah satu tersangka yang berhasil diamankan dari Apartemen High Point, Surabaya, mengaku tempat pengolahan selain di Surabaya juga di Malang dan Nganjuk.
"Untuk tempat pengolahan tembakaunya (pengeringan tembakau) ada di Malang dan Nganjuk," kata Nasriadi dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Jumat, 7 Februari 2020.
Lanjut Nasriadi, untuk bahan-bahannya seperti tembakau Gayo diperoleh secara khusus dari Cianjur, Jawa Barat. "Bahan-bahannya, seperti tembakau Gayo ini justru diperoleh dari luar Jawa Timur," katanya.
Kata Nasriadi, dari bahan setengah jadi ini kemudian dibawa ke Surabaya untuk dicampur dengan zat kimia seperti alkohol dan pewarna makanan.
"Zat-zat itu dimasak di Surabaya. Pertama alkohol dicampur dengan essen (cairan perasa) dipanaskan. Kemudian setelah bercampur rata dimasukkan ke dalam semprotan. Cairan itu lalu disemprotkan ke olahan tembakau Gayo yang sudah digelar," kata ARN, ditirukan Nasriadi.
Lanjut ARN, olahan tembakau Gayo yang disemprot cairan campuran alkohol dan essen kemudian dikeringkan selama tiga hari. Setelah kering baru dikemas seperti kemasan kopi tubruk.
"Pengolahan mulai mencampur cairan alkohol dan zat perasa hingga pengepakan semua dilakukan di Surabaya," katanya.
Kemasan ganja sintetis ini kemudian dipasarkan ke seluruh Indonesia melalui media sosial. Paling besar pemasarannya kota-kota besar yang ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Para pelaku pembuat ganja sintetis ini berpindah-pindah tempat. Mereka mengaku tinggal di apartemen tersebut sejak bulan September 2019. Kemudian mulai produksi pada bulan Oktober 2019.
"Kasus ini masih terus kita kembangkan untuk menangkap para pengedar. Karena masih banyak barang-barang ini beredar di masyarakat. Karena, kami imbau kepada masyarakat untuk segera melapor dan mewaspadai kemasan kopi yang isinya tembakau," kata Nasriadi.
Advertisement