Kasus Penipuan Jemaah Haji, Kanwil: Bohong Ada Pejabat Terlibat
Tersangka kasus penipuan calon jemaah haji dengan modus percepatan pemberangkatan Murtaji Junaidi (MJ), di hadapan polisi sebelumnya menyebut jika dia juga menjadi korban. Murtaji Junaedi dalam pengakuannya di depan polisi, menyebut jika dia juga ditipu oleh Syaifullah. Syaifullah dalam pengakuannya diklaim sebagai pejabat dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur.
Menanggapi keterangan dari pelaku tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Amin Machfud menyebut tak ada nama pejabat di lembaga yang ia pimpin seperti yang disebut pelaku.
“Tidak ada namanya Syaifullah di Kanwil Kemenag Jatim. Bisa saya pastikan. Atau itu hanya asal sebut saja,” kata Amin kepada ngopibareng.id, Kamis 8 Agustus 2019.
Saat ini Amin Machfud masih menjalankan ibadah haji di Arab Saudi sehingga tak bisa memantau langsung kasus tersebut.
Kata Amin, tak mungkin pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur melakukan tindakan seperti itu. Hal itu didasari karena para pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, mengerti regulasi dan proses penyelenggaraan ibadah haji. Terlebih, porsi untuk pemberangkatan haji sesuai dengan sistem dan sudah ada porsi per tahunnya.
“Konyol kalau dilakukan oleh orang-orang di Kanwil lah. Mereka paham sistem kita bagaimana. Ada E-Hajj yang sudah sesuai porsi. Jadi tidak ada percepatan pemberangkatan itu,” lanjuntnya.
Ia mengatakan, yang melakukan aksi penipuan ini adalah orang atau oknum dari luar Kanwil Kemenag namun mengaku-ngaku sebagai orang dalam Kemenag. Menurut Amin, selama ini Kemenag Jatim selalu mensosialisasikan terkait ibadah haji kepada seluruh masyarakat hingga lapisan terbawah.
“Ya itu kan bisa dibilang broker. Mereka yang menjanjikan atas nama Kemenag. Padahal ya nggak ada. Semua by sistem, tidak ada percepatan, atau isi mengisi kuota dengan membayar itu,” katanya.
Bahkan ia mengatakan, dirinya saja yang merupakan pegawai Kementerian Agama, sudah mendaftar haji dari 10 tahun yang lalu dan baru berangkat pada tahun 2019 ini. Maka dari itu, ia menjamin tak ada namanya percepatan pemberangkatan seperti itu.