Tersangka Aniaya Guru Hingga Tewas Tak Ditahan di Mapolres, Dititipkan di Rutan
Sampang masih berduka. Masyarakat masih terngiang oleh pemakaman Guru Budi alias Achmad Budi Cahyono, 27 tahun, 2 Februari 2018, kemarin, yang tewas setelah dianiaya salah seorang muridnya di sekolah.
Masyarakat juga masih pada rerasan. Mereka para tukang becak, orang-orang di pasar, para pegawai, seolah belum percaya bahwa ada murid yang begitu ganas sehingga gurunya sendiri tewas oleh pukulan tangannya.
Seperti apa sih profil HI? (Bukan MH, seperti inisial kemarin). HI anak yang tinggi besar? Tangan tidak ada jari jemari, melainkan ibu jari semua? Mukanya garang? Temperamental karena meski masih muda mengidap penyakit darah tinggi? Ngopibareng.id mencoba melacak dan mewawancarainya di tahanan Mapolres Sampang.
Sayang, ini hari Sabtu. Mapolres terlihat sepi. Kasatreskrim tidak ada di tempat, Kapolres juga sudah keluar dari kantornya sedari pagi. Praktis, tidak diperoleh ijin khusus untuk mewawancarai pelaku.
Namun, andai pun bertemu Kasatreskrim, bertemu Kapolres, pasti tidak bisa wawancara dengan pelaku dengan cepat. Sebab pelaku tidak ditahan di Mapolres Sampang. Melainkan menjadi tahanan titipan di Rutan Sampang.
Menurut keterangan petugas, hanya saat penyidikan saja pelaku HI dijemput oleh petugas Mapolres. Seperti Jumat kemarin, HI dijemput dari rutan dulu baru kemudian diperiksa.
Kenapa tersangka HI dititipkan ke Rutan? Rupanya Mapolres Sampang tidak memiliki tahanam khusus untuk anak di bawah usia dewasa. Sebab itu, tersangka HI dititiplan ke Ruta agar tak bercampur dengan tahanam umum yang boleh jadi akan lebih berdampak buruk. (*)