Terpisah 20 Tahun Saudara Kembar Bertemu Kembali karena TikTok
Gara-gara terpisah karena kerusuhan Ambon, anak kembar Trena dan Treni akhirnya bisa berkumpul kembali. Berkumpulnya Trena dan Treni pun secara tak sengaja. Mereka dipertemukan oleh aplikasi TikTok.
Trena Mustika (24) dan adik Kembarnya Treni Fitri Yana (24) sudah terpisah selama kurang lebih 20 tahun yang lalu. Penyebabnya, karena kerusuhan Ambon.
Namun, Kamis subuh 21 Oktober tadi dua saudara kembar ini dipertemukan kembali. Mereka dipertemukan kembali melalui Aplikasi Tiktok. Terpisah selama 20 tahun, mereka akhirnya bertemu di halaman Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Pertemuan pertama ini banjir air mata.
Treni berkunjung Ke Tasikmalaya didampingi ibu angkat, suami dan anaknya. Mereka berangkat dari Blitar menggunakan Kereta Kahuripan. Sementara itu, hampir seluruh Keluarga Treni datang menjemput Trena di stasiun.
Suasana penuh haru mewarnai pertemuan dua saudara kembar yang terpisah akibat kerusuhan Ambon 1999 ini. Setibanya di Stasiun Kereta Api Tasikmalaya, Treni disambut Ayah Kandung Enceng Dedi (57). Tangis sang ayah langsung pecah sambil memeluk anaknya yang terpisah sejak umur 2 bulan itu.
Kisah terpisahnya dua saudara kembar ini bermula saat mereka masih bayi. Saat itu orangtua mereka neyakini jika anak kembar mereka tak dipisah, maka salah satu akan meninggal.Keyakinan itu diutarakan oleh ayah kandung Trena dan Treni, Enceng Dedi (59). Enceng masih ingat benar, saat itu kedua putrinya masih bayi. Sedangkan keluarga mereka masih tinggal di Ambon, Provinsi Maluku. Seseorang yang dituakan memberi Enceng saran.
"Jadi saran dari seseorang yang dianggap tua saat di Maluku, kalau Trena dan Treni disatukan, khawatir akan meninggal," kata Enceng. Enceng menjadi yakin dengan perkataan orang itu lantaran pengalaman kakak istrinya yang pernah kehilangan anak kembar.
"Soalnya, kakak istri saya punya riwayat melahirkan anak kembar dan meninggal. Karena takut, kami pun menitipkan anak kembar saat usia dua bulan," kata dia.
Kembar Trena Treni terpisah sekitar tahun 1999 saat terjadi kerusuhan di Maluku. Enceng yang merupakan transmigran, harus pulang ke kampungnya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Tetapi, mereka hilang kontak dengan tetangga yang mengurus putrinya, Treni.
"Saat pulang kampung ke Tasikmalaya, justru Treni dan Bu Rini yang kehilangan kontak. Sementara Trena di Garut bisa dijemput lagi karena lokasinya dekat dengan Tasikmalaya," kata dia.
Treni rupanya dibawa ke Malang, Jawa Timur oleh orang yang mengasuhnya. Meski telah berupaya mencari Treni dengan keterbatasan biaya, keluarga tak berhasil menemukan keberadaannya.
Trena hidup bersama orangtua kandungnya. Sedangkan Treni, dirawat oleh pengasuhnya sejak masih kecil. Selama berpisah, Treni tumbuh tanpa pernah tahu bahwa ia memiliki saudara kembar.
"Karena ibu saya namanya juga tidak punya anak cewek dan tidak mau kehilangan, makanya menyimpan rahasia ini dengan rapat," tutur Treni.
Apalagi, antara orangtua kandung dan orangtua asuhnya kehilangan kontak. Sebaliknya, Trena sudah diberi tahu oleh orangtua kandung bahwa ia memiliki saudara kembar. Trena, sebenarnya juga telah berupaya mencari Treni.
"Dia (Trena) pernah mencari saya di YouTube, di media sosial bahkan juga di TV nasional tapi tidak ketemu dan sekarang kita dipertemukan lewat TikTok," ujar dia.
Bertemu di TikTok, berawal karena pujian tetangga. Meski kembar, mereka berdua tumbuh dengan kebiasaan berbeda. Treni kerap membuat video di akun TikToknya. Namun tidak dengan Trena. Trena lebih sibuk mengurus anak dan suaminya.
Puluhan tahun setelah berpisah, suatu hari tetangga Trena memuji Trena terkait video di TikTok yang sebenarnya dibuat oleh Treni. "Tetangga Trena memuji Trena 'kok bikin TikTok bagus-bagus' padahal Trena jarang membuat video," Treni menceritakan awal pertemuan keduanya.
Ketika mendengar hal itu mulanya Trena berpikir itu hanyalah orang yang berwajah mirip dengan wajahnya.
"Kemudian ada tiga orang yang bilang ke Trena kalau ada yang bikin video mirip dia. Lalu tetangga-tetangga Trena ngecek media sosial aku, karena saya juga berjualan online, jadi ada kontak saya yang tercantum." kata Treni.
"Kemudian kakak-kakak dan Trena ngontak aku semua," sambung Treni.
Treni sempat takut dan mengira mereka adalah pelaku penipuan. Namun ketika Trena menebak nama orang yang mengasuh Treni, ia pun tercengang lantaran tebakan Trena sangat tepat. Treni sempat mengecek Facebook milik Trena.
"Pas saya cek bener-bener mirip dari gaya foto, cara berjilbab dan lain-lain," ujar dia.
Orangtua kandung dan orangtua asuhnya pun akhirnya telah berkomunikasi. Treni senang lantaran bisa kembali dipertemukan dengan saudara kandungnya melalui dunia maya.
"Yang saya pikirkan sekarang adalah saya bahagia, seneng banget sampai enggak bisa diungkapkan rasa senengnya," kata dia.