Terpilih Jadi PM ke-100 Jepang, Fumio Kishida Majukan Pemilu
Fumio Kishida resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang yang ke-100, Senin 4 Oktober 2021. Saat terpilih pria 64 tahun itu menyampaikan pengumuman mengejutkan bahwa pemilu akan digelar pada 31 Oktober mendatang, maju sebulan dari perkiraan pada November.
Kishida juga akan mengumumkan pembubaran parlemen yakni pada 14 Oktober, pertanda segera dimulainya pemilu legislatif. Demikian dilansir Stasiun Televisi NHK.
Usai menang dalam pemungutan suara di parlemen dari pesaingnya yang juga pemimpin oposisi Partai Demokrat Konstitusional, Yukio Edano, dia dan anggota kabinet barunya akan dilantik melalui upacara istana kekaisaran beberapa hari mendatang.
Kishida lebih dulu memenangkan kursi pemimpin partai berkuasa, Partai Demokratik Liberal (LDP), menyingkirkan tiga pesaing.
Kemenangan ini mengantarkan dia untuk mendapatkan tiket menjadi perdana menteri Jepang mengingat jumlah kursi LDP di parlemen merupakan mayoritas.
Sekjen LDP Akira Amari mengatakan, meskipun belum mendengar kabar itu secara pasti, dia yakin Kishida akan mewujudkannya.
Jelang Lengser, Suga Resmi Longgarkan Prokes
Sementara itu, Pemerintah Jepang pada hari Selasa 28 September 2021 resmi memutuskan mencabut kondisi darurat COVID-19 yang mencakup Tokyo dan 18 prefektur lainnya, serta kondisi darurat semu di daerah lain, karena infeksi telah menurun dari puncaknya.
Langkah-langkah itu akan berakhir pada hari Kamis, dan untuk pertama kalinya sejak 4 April tidak ada dari 47 prefektur di negara itu yang berada dalam kondisi darurat atau quasi-state of emergency.
Pemerintah Jepang berencana melonggarkan pembatasan secara bertahap tetapi tetap membatasi jam operasional tempat makan selama sebulan, dengan gubernur masing-masing prefektur memutuskan tindakan pencegahan mana yang harus tetap dilakukan dan apa yang harus dicabut.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan kemajuan pesat dalam vaksinasi telah mendorong perang melawan virus corona ke dalam "fase baru" di mana protokol kesehatan yang membatasi kegiatan sosial dan ekonomi dapat dilonggarkan secara bertahap, seperti dikutip dari Kyodo News, Rabu 29 September 2021.
"Ke depan, penting bagi kita untuk menyeimbangkan penanggulangan COVID-19 dengan kehidupan normal sambil mempersiapkan gelombang infeksi di masa depan," katanya dalam konferensi pers terakhirnya di kantornya sebelum mengundurkan diri minggu depan.